"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi di Kalsel terkendali aman, bahkan masuk terendah dari delapan provinsi di Indonesia," ujar Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Sutikno di Banjarbaru, Senin.
Baca juga: BI Kalsel catat inflasi Maret 2025 sebesar 1,59 persen
Sutikno bisa memastikan itu setelah mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi di daerah tahun 2025 yang langsung dipimpin Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian secara daring di Command Center, Kantor Gubernur di Banjarbaru.
"Inflasi Kalsel masih aman, untuk year-on-year 1.2, month-to-month kita 1.9 dan year-up-to-date nya di 0.43, ini masuk delapan provinsi terendah di Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data BPS secara nasional, yakni inflasi tahun ke tahun atau year-on-year Maret 2025 terhadap Maret 2024 adalah 1.03 persen, sedangkan untuk bulan ke bulan atau month-to-month berada pada angka 1.65 persen.
Meskipun inflasi Kalsel masuk terendah, kata Sutikno, kewaspadaan terus ditingkatkan, karena ada satu komoditas yang harganya cukup tinggi secara nasional, yaitu cabai rawit.
"Harga cabe rawit di provinsi kita masih meroket," ujarnya.
Untuk menangani ini, kata Sutikno, Gubernur Kalsel H Muhidin menginstruksikan agar tiap wilayah memiliki wilayah penanaman cabai.
Baca juga: Kalsel kemarin dari ekonomi kreatif hingga inflasi
"Sudah disampaikan juga sebelumnya bahwa nanti Pak Gubernur melalui Biro Ekonomi akan menginstruksikan kepada Bupati dan Wali Kota se-Kalsel agar setiap daerah memiliki wilayah penanaman cabai. Karena cabai tidak memerlukan persyaratan tumbuh khusus, jadi di mana saja bisa tumbuh," ujarnya.
Upaya ini diharapkan paling tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan di wilayah sendiri, mengingat saat ini harga cabai rawit menyentuh angka Rp100 ribu lebih per kilogram.
Selebihnya dia melaporkan, untuk Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kalsel juga tercatat nomor tiga terendah se-Indonesia dan untuk harga komoditas lain juga terpantau baik.
"Operasi pasar baik skala provinsi juga kabupaten akan tetap kita galakkan untuk menjaga agar inflasi tetap stabil. Karena kalau sudah naik akan lebih sulit untuk menurunkannya," ujarnya.
Menurut dia, operasi pasar juga diharapkan bukan hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, tapi juga instansi vertikal dan mungkin-mungkin perusahaan melalui program CSR.
"Dengan sinergi semua ini, kita yakin inflasi di daerah kita bisa terjaga dengan baik," ujarnya.
Baca juga: Kalsel kemarin dari wisata sungai hingga inflasi