“Kapolda Kalsel telah mengembangkan perkebunan jagung di lahan 30 hektare, inovasi ini tentu membantu pengendalian inflasi di daerah,” kata Muhidin usai High Level Meeting TPID dan TP2DD Provinsi Kalsel di Banjarmasin, Senin.
Baca juga: Pemprov Kalsel bahas strategi kendalikan inflasi di daerah
Menurut dia, menanam jagung di lahan gambut bukan hal yang mudah karena kandungan pH air dengan tingkat keasaman yang tinggi dapat mengganggu laju pertumbuhan tanaman.
“Polda Kalsel bersama pemerintah daerah berinovasi dengan cara menetralkan zat asam di lahan gambut menggunakan batu dari Korea,” ujarnya.
Muhidin menjelaskan teknis pemanfaatan batu tersebut dengan cara di tabur di hulu lahan gambut, nanti air akan mengalir dan menyebar ke seluruh lahan gambut, baru tersebut akan menetralkan pH air sehingga jagung tumbuh dengan baik.
Baca juga: Media massa diharapkan intens sosialisasikan tentang narkoba
Bahkan, kata dia, dari hasilnya, dua bulan setelah ditanam dapat dipanen, ini menjadi contoh yang bagus inovasi pengembangan sektor perkebunan, bahkan tidak hanya komoditi jagung yang potensial, tetapi juga komoditi lainnya.
Muhidin mengajak perangkat daerah serta masyarakat, khususnya kaum milenial, dapat berinovasi untuk mengembangkan sektor perkebunan karena memiliki manfaat yang banyak bagi daerah, tidak hanya mengendalikan laju inflasi, juga menambah nilai ekonomi bagi masyarakat.
“Saya juga menyuruh anak saya berinovasi di sektor peternakan, mengembangkan ternak ayam petelur, sudah hampir setahun dijalani. Ayo milenial lain berinovasi, banyak sektor lainnya yang bisa dikembangkan,” ujar Muhidin.
Baca juga: Kalsel siapkan jelajah cagar budaya