Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Direktur Treasury dan Internasional PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Panji Irawan menyebutkan pihaknya sedang dalam proses menerbitkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi rupiah senilai Rp3 triliun tahun 2017.
"Jumlahnya sesuai dengan rencana bisnis bank Rp10 triliun, tetapi untuk emisi pertama dalam proses mungkin hanya Rp3 triliun dan ini bisa sampai 2018," kata Panji ditemui usai seminar "Risiko Likuiditas dan Dampaknya pada Industri Perbankan 2017" di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Panji juga menyebutkan bahwa BNI pada Februari sampai Maret 2017 telah menerbitkan sertifikat deposito berjangka pendek (negotiable certificate of deposit/NCD) senilai Rp2,7 triliun untuk menjamin pasokan likuiditas dan rencana ekspansi bisnis perseroan di 2017.
BNI menerbitkan NCD berdenominasi rupiah tanpa warkat (scripless) 2017 sebesar Rp2,7 triliun dengan arranger BNI Securities, BCA Sekuritas, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.
"Untuk yang dolar AS pada Desember sudah 750 juta dolar AS. Lalu untuk pengganti yang global bonds jatuh tempo 27 April sebesar 500 juta dolar AS kami juga sedang berproses. Nanti akan kami umumkan apabila sudah ada pengganti untuk global bond 500 juta dolar AS yang dibuku di London," kata dia.
Sebelumnya, Panji menyebutkan bahwa pihaknya pada 2017 akan mencari tambahan pendanaan melalui berbagai instrumen utang dan pinjaman bilateral, dengan total nilai sekitar Rp10 triliun.
Instrumen utang itu antara lain obligasi Rp5 triliun dan NCD di kisaran Rp3 triliun, dan Rp2 triliun dalam bentuk instrumen lain. Tambahan pendanaan itu untuk ekspansi bisnis perseroan dan kebutuhan likuiditas untuk mengakselerasi kredit.
Pada 2017, BNI menargetkan kredit tumbuh 15-17 persen, setelah pada 2016 kredit BNI tumbuh 20,6 persen menjadi Rp393,2 triliun./f