Maksimalkan Fungsi Embung HST (ANTARA) - Memaksimalkan fungsi embung Hiking (sekitar 167 km utara Banjarmasin) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan (HST Kalsel) masih memerlukan dana lebih kurang Rp150 miliar.
"Menurut informasi, untuk memaksimalkan embung Hiking masih memerlukan dana lebih kurang Rp150 miliar lagi," ujar Anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalsel Athaillah Hasbi ketika dikonfirmasi, Selasa.
Baca juga: Pemprov Kalsel dukung pembangunan embung atasi banjir HST
Wakil rakyat kelahiran "Bumi Murakata" HST yang akrab dengan sapaan Bang Atak itu mengungkapkan, pembangunan embung Hiking tersebut sudah menghabiskan anggaran berkisar Rp250 miliar - Rp300 miliar.
"Dengan menghabiskan anggaran ratusan miliar rupiah itu, embung yang rencananya sebagai pengendali banjir belum berfungsi secara maksimal," ujar politikus Partai Golkar tersebut yang juga Ketua Pemuda Pancasila Bumi Murakata HST.
Anggota DPRD Kalsel dua periode itu menerangkan, sebagai dampak pembangunan embung Hiking tersebut komplek perumahan di Desa Mandingin Kecamatan Barabai (165 km utara Banjarmasin, ibukota HST) - arah Hiking-Kias kebanjiran atau terendam air.
Begitu pula masyarakat sekitar embung tersebut kini "bahuma kada baik lagi)" (bertani/bercocok tanam padi tidak baik lag) karena lahan pertanian mereka terndam seperti warga Desa Paya Kecamatan Batu Benawa HST.
Ia prihatin atas dampak pembangunan embung atau belum berfungsinya kolam regulator tersebut secara maksimal.
Baca juga: DPRD Kalsel dukung pembangunan embung kendalikan banjir HST
"Kita harapkan persoalan embung Hiking tersebut segera terselesaikan sehingga bisa berfungsi maksimal dan petani tidak terganggu mata pencaharian mereka," demikian Bang Atak.

Sebagai catatan Bumi Murakata HST salah satu sentra pertanian "Banua Anam" Kalsel yang sejak tahun 1970-an petaninya banyak menggunakan varietas unggul ketika itu terkenal dengan padi PB5 dan PB8 bisa dua kali panen dalam setahun terutama untuk daerah irigasi, bukan tadah hujan.
Oleh karena tingkat kemajuan pertanian Bumi Murakata HST menjadi tuan rumah Pekan Nasional (Penas) Tani V Tahun 1980-an dimana.para petani andalan seluruh Indonesia bertukar pikiran/bertemu di Desa Aluan Besar Kecamatan Batu Benawa.
Produksi padi/beras Bumi Murakata HST tersebut pemasarannya selain ke Banjarmasin, juga memasok kebutuhan provinsi tetangga seperti Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Untuk mengabadikan momen nasional petani Indonesia tersebut, jalan dari Barabai Darat menuju Aluan Besar diberi naman Jalan Penas Tani.