Sekretaris Pelaksana PB Peparnas XVII Rima Ferdianto di Solo, Sabtu, mengatakan proses klasifikasi dimulai sejak 3 hingga 5 Oktober.
Ia menjelaskan klasifikasi tersebut bertujuan untuk menentukan derajat disabilitas setiap atlet.
"Atlet yang derajat keparahannya rendah tidak bisa bertanding dengan atlet yang derajat keparahannya lebih tinggi," katanya.
Ia mencontohkan atlet kursi roda yang disabilitasnya akibat polio tidak bisa bertanding melawan atlet yang diakibatkan oleh paraplegia dan tetraplegia.
Ia menuturkan klasifikasi bertujuan agar pertandingan memenuhi azas keadilan.
Ia menjelaskan terdapat empat hambatan yang diklasifikasikan di masing-masing cabang olahraga, yakni hambatan fisik, hambatan intelektual, hambatan pendengaran, dan hambatan penglihatan.
Baca juga: Para-angkat berat Kaltara ingin tambah pengalaman di Peparnas 2024
Menurut dia, dari 3.049 atlet yang akan berlaga dalam Peparnas 2024, tidak seluruhnya harus menjalani klasifikasi.
Ia mengatakan terdapat ratusan atlet yang masuk dalam kategori atlet elite yang tidak perlu melalui klasifikasi karena telah mengantongi kartu klasifikasi internasional.
Peparnas 2024 mempertandingkan 20 cabang olahraga, yakni para panahan, para atletik, para bulu tangkis, boccia, para catur, para balap sepeda, sepak bola cerebral palsy, para tenis meja, judo tunanetra, para angkat berat, para menembak, para renang, para taekwondo, voli duduk, tenpin bowling, anggar kursi roda, tenis kursi roda, serta para e-sport, dan basket kursi roda yang berstatus ekshibisi.
Baca juga: Pj Gubernur Jateng cek kesiapan sejumlah arena jelang Peparnas
Baca juga: Surakarta bersolek sambut Peparnas 2024
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Eka Arifa Rusqiyati