Salah satu atlet para panahan Indonesia Ken Swagumilang mengungkapkan perubahan kecepatan angin di Paris sangat sulit diprediksi.
"Latihan kita lebih banyak di penguasaan kondisi dan lingkungan seperti cerah, mendung, dan angin. Angin hari ini luar biasa kencangnya," kata Ken Swagumilang dikutip dari siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Keputusan tim untuk datang lebih awal ke Paris terbukti tepat, mengingat kondisi cuaca yang bervariasi dapat memengaruhi hasil pertandingan.
Sebanyak lima atlet para panahan Indonesia bersama dengan empat atlet boccia berangkat dari Indonesia pada 5 Agustus untuk melakukan adaptasi lebih awal di Paris. Langkah ini diambil untuk membiasakan diri dengan lingkungan dan cuaca yang berbeda, terutama bagi cabang olahraga para panahan yang sangat terpengaruh oleh kecepatan angin.
Kepala pelatih para panahan Indonesia Idya Putra Harjianto mengatakan masa adaptasi yang dimulai sejak 7 Agustus lalu berjalan sesuai harapan. Lima atlet para panahan telah beradaptasi dengan suhu dari 12 derajat hingga 37 derajat, serta mencoba memahami tekanan angin yang memengaruhi arah bidikan.
Baca juga: Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade 2024 tiba di Paris
"Kita hanya melatih menghafal tekanan angin seberapa kencang dan seberapa mengubah arah bidikan agar saat hari H insyaallah tidak ada halangan," jelas Idya Putra Harjianto.
Tim para panahan Indonesia akan memanfaatkan waktu yang tersisa sebelum pertandingan untuk mempelajari lagi kondisi angin yang berubah-ubah di Paris. Target minimal yang diharapkan adalah masuk ke babak semifinal, dengan pesaing terberat berasal dari India dan China.
Pada Paralimpiade Paris 2024, cabang olahraga para panahan akan digelar di Les Invalides, Paris. Selain Ken Swagumilang yang akan berlaga di nomor open mens compound dan mixed team compound, tim para panahan Indonesia juga mengandalkan Kholidin, Setiawan, Teodora Audi Ferelly Ayudia, dan Wahyu Retno Wulandari untuk bersaing di berbagai nomor yang dipertandingkan.
Baca juga: NPC berharap Indonesia lebihi target medali Paralimpiade Paris
Baca juga: Tim Paralimpiade bawa kuliner Nusantara ke Paris sebagai penyemangat
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati