“Solusi cepat yang ditawarkan saat ini untuk meningkatkan pertanian adalah dengan optimasi pompanisasi di lahan-lahan pertanian,” kata Mentan, dalam Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam dan Penandatanganan Nota Kesepahaman bersama Mendagri, di Jakarta, Jumat.
Amran mengaku optimistis apabila program tersebut dijalankan, maka Indonesia dapat mewujudkan swasembada bahkan juga bisa menjadi lumbung pangan dunia.
"Ingat saat ini ada banyak negara yang mengalami penurunan produksi dan ada banyak penduduk dunia yang menderita kelaparan. Karena itu harus kita mitigasi dengan solusi cepat berupa optimasi melalui pompanisasi," katanya.
Dia menyebutkan kebijakan jangka pendek Kementan menuju swasembada, di antaranya adalah optimasi lahan rawa 400 ribu hektare, pompanisasi sawah 1 juta hektare dan transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern seluas 250 ribu hektare di seluruh wilayah Indonesia.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku bersyukur pertanian Indonesia saat ini dipimpin Mentan Andi Amran Sulaiman yang juga pelopor terwujudnya swasembada pangan.
Tito mengaku kagum karena Amran memiliki semangat dan tekad yang kuat dalam mencapai kemandirian pangan.
"Yang saya tahu, di zaman Pak Jokowi swasembada itu bermula di tangan beliau (Andi Amran Sulaiman, Red). Dan sekarang semangat beliau kembali menggelora," ujar Tito.
Tito mengatakan semangat Mentan Amran dalam menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia sangatlah mungkin untuk segera terwujudkan, mengingat saat ini angkatan kerja yang ada merupakan angkatan kerja terbesar di dunia.
Di samping itu, potensi sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, sehingga upaya perluasan areal tanam atau PAT sangatlah tepat.
"Nah kita sangat gembira karena kita memang harus menuju ke sana (lumbung pangan dunia). Jadi saya mendukung apa pun argumennya untuk mewujudkan mimpi Indonesia sebagai negara dominan. Dan dari semua itu food adalah yang paling utama. Kenapa yang lain bisa ditahan tapi pangan tidak," katanya lagi.
Di tangan Mentan Amran, kata Tito, keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan swasembada dapat diwujudkan dalam waktu cepat. Sebab, apabila sebuah negara berbicara perekonomian, maka di dalamnya pasti berbicara produksi dan pertanian.
"Indonesia tahun 2045 akan menjadi negara terbesar di dunia. Ini sangat mungkin terjadi karena kalau kita bicara ekonomi kita pasti bicara produksi dan pangan. Jadi siapa yang mampu membanjiri produksi, maka dia akan menguasai dunia," katanya.
Mengenai hal ini, Tito juga mendukung keterlibatan militer dalam memperkuat program pertanian. Menurut Tito, militer dan pertanian adalah satu kesatuan yang bisa memperkuat pertahanan.
"Saya mendukung TNI terlibat langsung pada program pertanian, karena dalam pertahanan juga ada pertanian. Oleh karenanya kita perlu kebersamaan baik pemerintah daerah maupun pusat. Ingat, untuk menuju negara dominan kita harus membanjiri produksi," ujar Tito pula.
Baca juga: Mentan ajak jajaran kerja maksimal wujudkan swasembada pangan
Baca juga: Mentan ajak Himpuni berperan wujudkan swasembada pangan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman