"Kesenjangan pembangunan di daerah pusat kota dengan pinggiran di daerah perbatasan utamanya sangat jauh sekali, hingga kita meminta perlu penguatan di sana," ujar politisi PAN itu di gedung dewan, Selasa.
Dia mencontohkan di daerah Banjarmasin Selatan yang berbatasan dengan daerah Kabupaten Banjar dengan ibu kota daerahnya Martapura dilihatnya cukup beda, tentunya lebih baik pembangunan bidang infrastruktur jalan dan jembatan daerah tetangga tersebut.
"Jalan yang masuk di daerah lain itu hampir semuanya sudah di aspal, masuk ke daerah kita cukup banyak lagi yang belum," ucap Abdul Muis.
Sehingga, ujar politisi yang memiliki Daerah Pemilihan (Dapil) Banjarmasin Selatan tersebut, ada kecemburuan warganya karena perbedaan tersebut.
"Jadinya ada sebagian masyarakat pinggiran daerah perbatasan itu yang berpikiran lebih baik daerahnya masuk kabupaten tetangga saja, tentunya kita jelaskan tidak semudah itu, dan kita menyatakan komitmen akan memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk bisa menikmati pemerataan pembangunan tersebut," tegasnya.
Yang cukup menjadi perhatiannya, ungkap Abdul Muis, adalah wilayah Kuin Kecil dan Basirih Selatan yang belum cukup maksimal mendapatkan pembangunan infrastruktur, selain jalan dan jembatan, juga segi sarana kesehatan dan pendidikan.
Abdul Muis juga menyoroti tidak mempunyai bangunan patok perbatasan, sebab menurutnya ini penting ditunjukkan masing-masing daerah dengan bangunan yang cukup baik.
"Jangan sampai masyarakat bingung daerah yang mereka tinggali masuk daerah mana, karena patok perbatasannya kurang jelas," tuturnya.
Mengenai titik koordinat wilayah perbatasan ini, Kabag Pemerintahan Sekdakot Banjarmasin Iwan Ristianto mengakui ada daerah yang tidak tepat, hingga perlu dievaluasi kembali.
"Sebab ada patok yang kita curigai bergeser cukup jauh, itu di titik Jalan Gerilya Banjarmasin Selatan yang masuk ke daerah Kabupaten Banjar hingga seratus meter lebih," paparnya.
Ketidaktepatan titik koordinat ini, ujar dia, tentunya berpengaruh bagi pembangunan dan lainnya, bahkan ada yang rumah warga disinyalir setengah masuk Banjarmasin setengahnya masuk Kabupaten Banjar.
"Inilah yang rencananya mau kita betulkan, secepatnya dilakukan evaluasi titik koordinat perbatasan ini," ucapnya.