"Kita berharap keberadaan Bendungan Pipitak Jaya multifungsi, artinya tidak cuma untuk pertanian tapi penunjang pengembangan kepariwisataan terutama di Tapin," ujar Wahyudi di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: Bendungan Pipitak Jaya Tapin Kalsel diharapkan bisa berfungsi maksimal
Secara khusus, Wahyudi menekankan pertumbuhan dan perkembangan desa wisata di kabupaten berjuluk "Bumi Ruhui Rahayu" itu seiring pembangunan Bendungan Pipitak Jaya selesai sehingga mendongkrak perekonomian pedesaan.
Namun, Wahyudi menuturkan pengembangan bendungan tersebut membutuhkan perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel, yakni masalah akses jalan menuju Bendungan Pipitak Jaya.
"Belum sebagaimana kita harapkan. Sementara panorama sekitar bendungan cukup menarik," tutur Wahyudi.
Baca juga: Cerita bendungan Tapin dan keputusan masyarakat dayak menuju modernisasi
Bendungan Pipitak Jaya Kabupaten Tapin yang berada di pinggiran Pegunungan Meratus dengan kapasitas 56,77 juta kubik air tersebut merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Kalsel.
Sedangkan jangkauan irigasi pengairan pertanian Bendungan Pipitak Jaya mampu mengairi persawahan seluas 5.473 hektare di Tapin.
Bumi Ruhui Rahayu Tapin juga merupakan sentra pertanian di daerah hulu sungai atau *Banua Anam " Kalsel yang meliputi Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin.
Diketahui,, Kabupaten Tapin memiliki slogan "Ruhui Rahayu" berasal dari bahasa daerah Banjar Kalsel dengan pengertian kebersamaan membangun kabupaten tersebut yang merupakan pemekaran dari Kabupaten HSS.
Baca juga: Kadis PUPR Tapin inginkan pembangunan wisata di bendungan memuat kultural daerah