Banjarmasin (ANTARA) - Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan merumuskan strategi menurunkan kasus stunting dan Open Defecation Free (ODF) atau program untuk tidak buang air besar sembarang pada 2024.
Menurut dia, seperti kasus stunting atau anak gagal tumbuh masih tinggi atau sekitar 22 persen di Kota Banjarmasin.
Meskipun, lanjut dia, Kota Banjarmasin berhasil menurunkan angka kasus stunting dari 27 persen hingga menjadi 22 persen tersebut.
"Karenanya kita harus menyusun strategi menangani ini lebih maksimal lagi hingga bisa mampu menurunkannya tinggal 14 persen sesuai target nasional pada 2024," tuturnya.
Upaya ini, kata Ibnu Sina, harus dilakukan lintas sektor, sehingga gerakannya lebih besar dengan program-program yang tepat.
"Kami berharap minimal 80 persen kelurahan mendeklarasikan diri bebas dari buang air besar sembarangan. Ini bukan hanya untuk mencapai standar kota sehat, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya.
Menurut Ibnu Sina, pentingnya eliminasi jamban atau tempat BAB di pinggir sungai juga menjadi perhatian utama.
"Kita dapat bekerja sama dengan lintas sektor, terutama dinas kesehatan, dinas pekerjaan umum dan penataan ruang, dinas perumahan dan kawasan pemukiman, dan PT air limbah domestik. Konektivitas air limbah komunal diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat, menghilangkan kebiasaan buang air besar di sungai dan meningkatkan tingkat kesehatan kota," ujarnya.
Kemudian, Ibnu Sina berharap dapat menurunkan angka kesakitan dan meningkatkan tingkat kesehatan kota secara signifikan. Rencana itu mencerminkan komitmen penuh untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkualitas bagi warga Kota Banjarmasin.
"Strategi ini yang harus kita rumuskan bersama, sehingga semua bisa berjalan tepat pada 2024," ucap Ibnu Sina.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin jamin kesehatan hewan kurban Idul Adha 2023