Banjarmasin (ANTARA) - Desa Belangian di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan merupakan desa berada di kaki Pegunungan Meratus.
Desa yang juga masuk wilayah Waduk Riam Kanan yang merupakan danau buatan karena dibangunnya bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang diresmikan pada 1973.
Desa yang juga masuk dalam kawasan Geopark "taman bumi" pengunungan Meratus sebagai salah satu situs dari 54 situs yang ditetapkan secara nasional pada 2018.
Desa yang juga masuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam ditetapkan melalui Keppres RI Nomor 52 tahun 1989 tanggal 18 Oktober 1989.
Hingga tidak berlebihan kiranya desa dengan luasnya 125 kilometer persegi ini menjadi istimewa untuk diangkat menjadi objek wisata berskala nasional bahkan dunia.
Sebab, di desa ini hampir memiliki segalanya tentang keindahan alam yang lestari, hutan raya yang luas dan terjaga, aliran sungai riam yang begitu jernih mengalir deras di bebatuan yang bersumber dari gunung.
"Kami sangat terbuka terhadap orang luar yang berkunjung ke desa kami," ujar Kepada Desa Belangian Aunul Khoir di rumahnya pada 29 November 2023.
Terbukti saat penulis dan tim mengunjungi desa yang dihuni sekitar 105 kepala keluarga dengan 340 jiwa tersebut, para warganya dengan ramah menyapa dengan senyum persahabatan.
Sebagai desa yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, di Desa Belangian sangat menjunjung syariat Islam dan menebarkan kebaikan antar sesama.
Karenanya, Kades Aunul Khoir memastikan warganya akan selalu bersikap sopan dan penuh persahabatan bagi pengunjung maupun wisatawan yang tentunya juga bersikap yang sama.
"Bahkan pengakuan para pengunjung bahwa warga kami enak dan tidak sulit diminta tolong, para pengunjung mau minta dibawa ke mana saja mau saja," tutur Kades Aunul Khoir.
Desa Belangian juga banyak dikunjungi para peneliti karena sebagai salah satu situs Geopark Pegunungan Meratus Nasional yang kini diajukan untuk diakui UNESCO Global Geopark (UGG).
Pegunungan Meratus merupakan pegunungan dalam ilmu geologi, terbentuk dari susunan kerak samudera yang disebut ophiolite, yang terangkat ke permukaan sejak 200-150 juta tahun lalu.
Desa Belangian sebagai situs
Dari keterangan Badan Pengelola Geopark Pegunungan Meratus, bahwa situs Desa Belangian merupakan situs budaya yang secara geografi terletak pada koordinat berlokasi 3 derajat 35' 45.49 lintang Selatan serta 115 derajat 3' 48.87 bujur Timur.
Menuju situs Desa Belangian ini jika di tempuh dari Ibukota Provinsi, Kota Banjarbaru jaraknya sekitar 25 kilometer mengunakan kendaraan bermotor hingga ujung aspal di Desa Tiwingan, Kabupaten Banjar, dilanjutkan menggunakan transportasi sungai atau perahu bermesin disebut di sana "Kelotok" sekitar 2 jam.
Situs ini merupakan bagian dari perjalanan rute Timur yang bertema "Pelayanan mengesankan menembus sejarah bumi dan manusia" yang memiliki arti Bukit Matang Keladan ibarat menara pandang untuk menikmati hamparan danau buatan.
Danau yang menyimpan sejarah desa yang ditenggelamkan dengan segala cerita. Danau yang menyimpan sejarah bumi dengan gunung berapi dasar laut, petilasan kapak batu, hingga berlian. Danau yang juga memberi masa depan bagi mereka yang tetap bertahan.
Lokasi yang tersusun atas batuan hasil kejadian bumi (geologi) yang berasal dari kelompok Diorit yang berumur 143--157 juta tahun lalu (kapur awal) ini merupakan desa paling Selatan dan sebagai pintu gerbang menuju hutan hujan tropis Kahung.
Keberadaan lokasi desa ini berkaitan dengan pelaksanaan proyek pembuatan bendungan Riam Kanan, di mana lokasi ini dahulunya merupakan area perkebunan untuk warga yang tinggal di Desa Kalaan dan sekitarnya yang berada di lembah sebelum tergenang oleh air danau Riam Kanan. Karena memiliki topografi yang lebih tinggi sehingga warga (sekitar 30 kepala keluarga) yang terkena dampak proyek berpindah ke lokasi ini.
Nama desa yang telah diresmikan pada tahun 1985 yang kemudian bernama Desa Belangian ini diambil dari nama teluk/telaga yang ada di dekat dasar, yakni, Telaga Belangian.
Belangian berasal dari bahasa Suku Dayak, yang terbagi menjadi dua suku kata, yaitu "Balai" yang berarti tempat pertemuan dan "Ngian" yang berarti mahkluk halus.
Jadi secara utuh nama desa ini didasarkan pada adanya acara/upacara adat yang diselenggarakan di teluk/telaga Belangian yang memberikan sesajen berupa pemberian makan hutan yang diselenggarakan setahun sekali dengan mengundang makhluk-makhluk halus yang ada di segala penjuru Riam Kanan.
Kekayaan alam
Desa Belangian memiliki banyak kekayaan alam dengan luasnya perkebunan buah-buahan lokal, demikian juga pertanian.
Bahkan menurut Kades Aunul Khoir bahwa tanah di desa Belangian memiliki keistimewaan tersendiri.
"Saya membuktikan sendiri, saat tanam kacang tanah, itu rasanya sangat gurih, jika dibandingkan dengan kacang tanah dari daerah lain," ujarnya.
Menurut dia, segala tanaman buah-buahan maupun lainnya yang ditanam di desanya tumbuh subur, bahkan banyak pepohonan besar yang mungkin jarang dilihat di hutan lainnya.
Seperti yang tumbuh di Hutan Hujan Tropis Kahung yang masuk dalam wilayah desa tersebut ada sebuah pohon yang dinamakan pohon Benung Laki, di mana pohon semacam itu banyak tumbuh di hutan yang masuk situs Geopark Pegunungan Meratus tersebut.
Alam di Desa Belangian juga memberikan berkah bagi pengrajin kain batik Sasirangan yang merupakan kain khas provinsi Kalsel, sebab dari hutan itu didapat bahan baku untuk pewarna alami yang banyak dari dedaunan, kulit kayu hingga buah-buahan.
Desa Belangian juga memiliki kekayaan perikanan yang bersumber dari danau Waduk Riam Kanan.
Jika digambarkan secara umum, keindahan alam Desa Belangian bisa disamakan dengan Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel yang sudah menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), bahkan namanya sudah mendunia.
Alam Loksado dengan Belangian sama-sama bagian Geopark Pegunungan Meratus, Loksado dari rute Utara, sedangkan Belangian dari rute Timur.
Namun bedanya untuk kunjungan wisata, Desa Belangian masih tertinggal jauh dari Loksado, ini dikarenakan akses yang cukup sulit ke Desa Belangian, hanya bisa dilalui menggunakan transportasi sungai, yakni, kelotok.
Tentunya, dengan ketiadaan jalan darat, ongkos untuk ke Desa Belangian cukup besar, sehingga patut jadi perhatian pemerintah untuk infrastruktur mempermudah ke lokasi objek wisata itu.
Ini sebagai upaya untuk mengangkat Desa Belangian sebagai salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalsel yang bisa dipromosikan ke tingkat nasional hingga mancanegara.