Jakarta (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan bersama PT Adaro Indonesia berhasil meningkatkan populasi hewan endemik bekantan di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut, Kalimantan Selatan.
Kepala Divisi CSR Andoro Energy Okty Damayanti mengatakan jumlah bekantan di sana awalnya hanya 67 ekor dan sekarang telah mencapai 132 ekor hanya dalam waktu lima tahun.
Baca juga: Pengembangan TWA Pulau Bakut
"Salah satu komitmen kami adalah melestarikan populasi bekantan yang hampir punah dan menjadikan TWA Pulau Bakut sebagai pusat edukasi konservasi bekantan bagi masyarakat," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Okty menuturkan pihaknya bersama BKSDA Kalimantan Selatan terus berupaya mengembangkan sarana dan prasarana di TWA Pulau Bakut demi mendukung keberadaan kawasan itu sebagai salah satu destinasi wisata terbatas.
TWA Pulau Bakut yang memiliki luas 15,58 hektare semula hanya difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah warga sekitar dari atas Jembatan Barito.
Saat ini, kawasan itu telah berubah dan menjadi ekosistem bagi beberapa ekor populasi bekantan beserta flora dan fauna lainnya.
BKSDA Kalimantan Selatan dan Adaro berkomitmen menghadirkan pusat konservasi bekantan untuk memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.
Dihubungi terpisah, Kepala BKSDA Kalimantan Selatan Mahrus Aryadi mengatakan TWA Pulau Bakut resmi dikelola dengan memberdayakan masyarakat setempat terhitung sejak 2018. Selama lima tahun pengelolaan, jumlah populasi bekantan bertambah hampir dua kali lipat.
Baca juga: BKSDA dan PT Adaro kembangkan Pulau Bakut untuk bekantan
Menurut Marus, pelibatan warga lokal dalam pengelolaan taman wisata alam bertujuan untuk memberikan manfaat secara ekonomi masyarakat di sekitar Pulau Bakut.
"Saat ini kami fokus memperbanyak pohon sebagai pakan bekantan. Jadi, kami tidak perlu memberi makan secara langsung agar tidak mengganggu kehidupan liar bekantan,” ucapnya.
Adaro melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan telah membangun klinik satwa dan fasilitas lain beserta kandang habituasi dan menyediakan peralatan dalam bentuk bahan dan barang untuk mendukung konservasi bekantan di TWA Pulau Bakut.
Perseroan juga membangun jalur jalan ulin dengan panjang 630 meter, dermaga, dan joglo atau saung yang digunakan sebagai tempat pertemuan di lokasi taman wisata alam tersebut, termasuk membangun dermaga apung dan kantor resort balai.
Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan Muhammad Syarifuddin mengungkapkan bahwa pengembangan TWA Pulau Bakut telah meningkatkan kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut.
Bahkan, pendapatan ekonomi masyarakat sekitar terutama penduduk yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan TWA Pulau Bakut juga turut meningkat.
Baca juga: Adaro ajak pesantren binaan wisata ke Pulau Bakut
Populasi bekantan bertambah dua kali lipat di TWA Pulau Bakut Kalsel
Jumat, 24 November 2023 18:00 WIB