Teknologi yang disebut “eKYC” ini, kata Faizun dapat dibeli industri keuangan dan selanjutnya dikombinasikan dengan teknologi internet independen aman yang dikembangkan oleh orang Indonesia untuk orang Indonesia.
Cara itu diyakini Faizun akan meningkatkan kepercayaan transaksi perbankan online, sekaligus melindungi industri paling menguntungkan dari serangan praktisi ransomware, seperti bank nasional.
Bukan hanya industri keuangan, kedepannya tukas Faizun, lembaga-lembaga militer dan pemerintah harus mampu melindungi diri dari serangan asing dan warga negaranya.
“Dari sudut pandang kami, melindungi gerbang pemerintah Indonesia akan lebih murah dibandingkan melindungi jutaan aset internet Indonesia yang memiliki akses rentan terhadap internet global,” ucap Faizun.
Baca juga: 40 WNA sindikat kejahatan siber bakal diadili di Indonesia.
Faizun menyatakan perlindungan internet yang kuat dapat menyelamatkan banyak bisnis dan individu di Indonesia dari berbagai siber terutama serangan data pribadi dan transaksi data bisnis.
Pemerintah Indonesia, ujar Faizun dapat mempelajari sistem pengamanan siber negara maju, seperti China dan Rusia dalam melindungi kepentingan penduduk menyangkut data dan bisnis di negaranya.
China diketahui memiliki kemandirian internet yang dikenal dengan nama China Internet Great Firewall dengan sistem melindungi infrastruktur internet dari akses asing dan menyensor seluruh lalu lintas masuk maupun keluar penggunaan internet serta membatasi lalu lintas yang tidak disetujui dari warganya.