Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan berupaya melestarikan budaya dan menjaga tradisi yang berlangsung ratusan tahun di atas aliran Sungai Martapura Desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk.
Ya, budaya sekaligus tradisi Pasar Terapung berupa transaksi jual-beli di atas aliran sungai dan aktivitas para pedagang menawarkan dagangan menggunakan "jukung" atau perahu tanpa mesin kepada pembeli di atas perahu namun perahu bermesin atau klotok.
Baca juga: Festival Pasar Terapung Lok Baintan semarak
Aktivitas jual-beli beraneka macam barang kebutuhan pokok yang sudah menjadi tradisi dan turun temurun itu pula yang berupaya dilestarikan oleh Pemkab Banjar melalui Festival Pasar Terapung Lok Baintan 2023 yang digelar pada Ahad.
"Festival Pasar Terapung Lok Baintan merupakan upaya bersama, melestarikan dan menjaga tradisi budaya sebagai warisan khazanah budaya turun temurun masyarakat daerah Sungai Martapura khususnya di Kecamatan Sungai Tabuk," ujar Bupati Banjar Saidi Mansyur saat membuka resmi Festival.
Kegiatan tahunan yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Banjar mengusung konsep hibrid dan bertema "Pesona Susur Sungai Orang Banjar" menampilkan keseharian pedagang dimeriahkan berbagai perlombaan yang diikuti pedagang maupun pengunjung.
Sejumlah lomba yang berkaitan erat dengan aktivitas pedagang digelar mewarnai festival mulai dari lomba balap jukung yang diikuti acil atau perempuan kaum ibu-ibu pedagang pasar terapung, lomba jukung hias tradisional, dan juga gelaran Bazar Terapung Ekonomi Kreatif.
Baca juga: Menperekraf: festival pasar terapung Lok Baintan sebagai event nusantara
Tak kalah menarik penampilan seni dan budaya, lomba konten video yang mengambil tema "Ayo ke Pasar Terapung Lok Baintan" hingga lomba Video On The Spot Festival Pasar Terapung Lok Baintan yang digelar sejak pagi hingga tengah hari.