Gelar Kiram Arts Festival Kalimantan Selatan Babussalam resmi ditutup pada Minggu malam 12 November 2023 setelah lima malam menyuguhkan pentas kesenian bertaraf internasional di objek wisata Kiram Park, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Kiram Arts Festival sebelumnya dibuka langsung Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Sahbirin Noor pada 8 November 2023 di gemerlap panggung terbuka di salah satu objek wisata alam andalan Provinsi Kalsel tersebut.
Bahkan Gubernur Kalsel ikut menampilkan kepiawaiannya di bidang seni, yakni membaca puisi untuk peserta yang hadir baik lokal maupun nasional dan mancanegara.
Aksi Gubernur tersebut mendapat tepuk tangan meriah, bahkan seniman Indonesia yang merupakan pendiri Komunitas Lima Gunung yang sudah mashur aksi panggungnya hingga mancanegara, Tanto Mendut memuji kepiawaian gubernur yang lebih akrab disapa Paman Birin itu berpuisi.
"Ini gubernur pertama yang saya temui artikulasi suaranya sangat bagus membaca puisi," ujarnya.
Tanto merupakan seniman yang sering menggelar perhelatan seni budaya berskala internasional di atas puncak gunung memberdayakan masyarakat lima gunung, yakni Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing dan Menoreh.
Dia pun memberikan penilaian bahwa gelar Kiram Arts Festival ini sudah bertaraf dunia, karena diikuti para seniman dari berbagai belahan dunia.
Pujian terhadap gelar ini juga disampaikan yang sama dari beberapa seniman Indonesia, diantara Gang Sadewa dari Yogyakarta, Cak Rina dari Bali, Riyanto dari Banyumas, Dimar dari Surabaya, Bongkeng Arts dari Bandung.
Kemudian Nini Gondrong dari Aceh, Syafmanefi Alamanda M.Sn dari Riau, Jujuk Prabowo dari Yogyakarta, Surya M dari Nusa Tenggara Barat, Mugiyono dari Solo dan Irwan Siregar dari Jakarta.
Yang lebih membanggakan lagi, para seniman mancanegara yang datang dari 20 negara juga menyampaikan bahwa Kiram Arts Festival memiliki level yang sudah luar biasa.
Mereka yang menyampaikan senang bisa pentas seni diantaranya Gabby So dari Hongkong, Lok Kan Cheung dari United Kingdom, Soufiane Karim dari New Caledonia, Yuliana Mar dari Mexico, Ana Victoria dari Philipina, Vin Makara dari Kamboja.
Selanjutnya Dr Toni Yap dari Australia, Lee Swee Keong dari Malaysia, Aparna Panshikar dari India, Arnaud Kokosky dari Belanda, Ronnarong Khampaha dari Thailand, Jo Jang Eun dari Korea Selatan, Appiah Annam dari Ghana dan Martina dari Jerman.
Mereka juga senang bisa melihat kesenian daerah Provinsi Kalsel yang begitu memukau, hingga menjadi kenangan tersendiri bagi mereka saat kembali ke negara masing-masing.
Setidaknya mereka akan menyebarkan dokumen foto dan vidio melalui media sosial hingga bisa ditonton masyarakat seluruh dunia.
Strategi mempromosikan Kalsel untuk mendunia lewat seni ini tentunya bisa efektif, karena dunia seni sangat digandrungi banyak masyarakat dunia.
Sambutan Gubernur Kalsel
Rasa senang ditunjukkan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dengan banyak seniman yang terlibat dalam gelar Kiram Arts Festival yang diselenggarakan dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi setempat.
Karena semua menampilkan pertunjukan yang terbaik, berkelas, memukau tidak hanya dari seniman nasional dan internasional, namun juga seniman di provinsinya.
Karena provinsinya kaya akan budaya dan seni, kaya akan alamnya, kaya akan kulinernya hingga objek wisatanya, hingga patut menduniakan, dirindukan masyarakat dunia untuk datang melihat langsung.
Gubernur yang lebih akrab disapa Paman Birin tersebut bahkan mengumpamakan daerahnya ini bak selendang sutra yang turun dari surga, memiliki keindahan yang tiada tara.
Karenanya dia berharap kegiatan ini memberikan kenangan indah bagi para seniman baik di provinsinya maupun nasional dan mancanegara hingga dapat diceritakan ke masyarakat di seluruh dunia.
Selebihnya, dia berharap ini sebagai pemersatu bagi seniman yang mengabdi tanpa batas dan membangun hubungan lintas budaya.
Karena seni sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan dalam bentuk ekspresi, perasaan dan pemikiran yang kemudian menjadi karya-karya indah yang bisa dinikmati.
Sedangkan budaya mencakup nilai, tradisi dan norma yang diwariskan kepada generasi seterusnya.
Pentas bernuansa alam
Panggung pertunjukan pergelaran Kiram Arts Festival dikemas dalam suasana alam, panggung pertunjukan dibuat terbuka di antara pepohonan karet dan bambu tanpa atap.
Suasana makin terasa hidup dengan sorotan lampu hias yang dan obor-obor kecil memenuhi di sekitar arena pertunjukan.
Penonton pun bisa menyaksikan segala pertunjukan dengan jelas, sebab tempat duduk penonton dibuat seperti tribun di lereng perbukitan.
Alam Kiram memang memberikan suasana yang asri sebagai bagian dari kawasan Geopark "Taman Bumi" Pegunungan Meratus Nasional yang sudah ditetapkan pada 2018 tersebut.
Geopark Meratus menurut ilmu geologi, terbentuk dari susunan kerak samudera yang disebut Ophiolite, yang terangkat ke permukaan sejak 200-150 juta tahun lalu.
Geopark Maratus sudah diajukan untuk menjadi UNESCO Global Geopark (UGG) dengan 54 situs di dalamnya, termasuk ada situs di daerah Kiram Park yang menjadi pusat kegiatan Kiram Arts Festival tersebut.
Dalam gelar Kiram Arts Festival ini juga digaungkan Geopark Maratus tersebut untuk didukung seniman nasional hingga internasional agar alam Kalsel diakui UGG.
Seniman Kalsel Yadi Muryadi yang menjadi inisiator Kiram Arts Festival juga berharap kegiatan ini menjadi kampanye untuk kelestarian alam di Kalimantan Selatan khususnya dan dunia pada umumnya.
Di samping itu, Kiram Arts Festival dimaknainya sebagai ruang berbagai ragam seni yang lahir di lingkungan Provinsi Kalsel berpadu dengan berbagai pulau di Indonesia bahkan berbagai belahan dunia berkumpul bersama menampilkan pementasan seni dan memberikan kemungkinan kreatif yang nyata baik kini atau di masa akan datang.
Karenanya, Kiram Arts Festival ini juga dinyatakannya sebagai sebuah ruang perayaan kreativitas, keberagaman budaya dan ekspresi artistik yang dinamis menampilkan berbagai aliran seni, dari teater, musik, tari, sastra hingga seni rupa, karya seniman-seniman internasional, nasional dan lokal dari seniman senior hingga seniman muda.
Disebutkan Yadi Muryadi, bahwa gelar Kiram Arts Festival dengan jumlah peserta yang diikuti puluhan seniman dari berbagai provinsi di Indonesia dan dunia baru pertama kalinya terjadi.
Bahkan secara nasional tidak pernah diselenggarakan semacam ini, tapi Provinsi Kalimantan Selatan berani mencatat sejarahnya sendiri untuk dikenang dunia.