Banjarbaru (ANTARA) - Badan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menghibahkan sebanyak 19 tenda penanggulangan bencana untuk digunakan sebagai tenda rumah sakit lapangan saat kondisi krisis kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Tenda dari UNICEF ini digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban bencana saat fasilitas rumah sakit tidak mampu menjangkau area bencana,” kata Tim Kerja Logistik Kesehatan dan Pusat Krisis Regional Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Ellen Herliana Pratiwi di Banjarbaru, Kamis.
Baca juga: Kemenkes latih personel pasang tenda rumah sakit darurat di Banjarbaru
Ia menuturkan tenda tersebut sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat atau krisis kesehatan saat bencana alam, misalnya saat bencana banjir menenggelamkan berbagai fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan fasilitas lainnya.
“Sebelum tenda ini kita serahkan ke lembaga terkait di Kalsel, sumber daya manusianya terlebih dahulu kita berikan pelatihan cara memasang tenda rumah sakit lapangan agar tidak kesulitan saat diterapkan dalam kondisi bencana,” ucapnya.
Ellen menyebutkan dari total 19 tenda itu, saat dipasang nantinya terdiri dari beberapa bagian, seperti ruangan dokter, ruangan IGD, penyimpanan alat kesehatan dan logistik lainnya.
Dia mengungkapkan sebelum diserahkan untuk Regional Kalsel, Kemenkes memberikan bantuan beberapa unit alat kesehatan untuk melengkapi kekurangan unit paket tenda rumah sakit lapangan agar penggunaan lebih memadai saat memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di lapangan.
Baca juga: Tim penanggulangan bencana Banua Lawas dirikan tenda darurat
Ia berharap seluruh fasilitas yang dihibahkan UNICEF dan bantuan dari Kemenkes RI dapat digunakan dengan maksimal dan tentunya dirawat agar lebih optimal saat digunakan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel Diauddin mengatakan tenda dari UNICEF itu sangat membantu penanggulangan bencana di Kalimantan Selatan. Terlebih Kalsel merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi bencana alam, yakni kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan bencana banjir.
Ia mengungkapkan berkaca pada pengalaman 2021 lalu, bencana banjir cukup besar dan dalam melanda wilayah Kalimantan Selatan, bahkan jumlah warga terdampak mencapai 80.000 jiwa.
Baca juga: Kotabaru Darurat Kebakaran Lahan
Dia menjelaskan saat itu banyak fasilitas kesehatan seperti puskesmas di pedesaan yang tenggelam sehingga tidak maksimal memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak banjir.
Diauddin menyatakan timnya sudah siap dalam hal SDM untuk mengantisipasi bencana banjir yang diperkirakan terjadi dalam waktu dekat setelah bencana karhutla kurun waktu enam bulan terakhir melanda wilayah Kalimantan Selatan.
Ia mengatakan berdasarkan pengalaman, biasanya kelompok yang paling terdampak bencana dan membutuhkan bantuan maksimal adalah ibu-ibu dan anak-anak, khususnya para wanita yang sedang hamil.
“Insya Allah sumber daya kita cukup untuk mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi. Setelah karhutla, kita sudah siapkan tim mengantisipasi dampak bencana banjir,” ujar Diauddin.
Baca juga: Kalsel Siaga Darurat Kebakaran Hutan