Keterangan tertulis Dinas Kominfo Banjarbaru diterima di Banjarbaru, Jumat, program rintisan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut menjadi yang pertama terlaksana di Provinsi Kalsel.
Baca juga: Dinsos Banjarbaru terbaik III pengelolaan data PPKS dan PSKS
Baca juga: Dinsos Banjarbaru terbaik III pengelolaan data PPKS dan PSKS
"Program ini menjadi langkah awal mengubah budaya proses belajar mengajar di fasilitas pendidikan sehingga ABK bisa belajar sesuai kemampuannya," ujar Wali Kota Muhammad Aditya Mufti Ariffin.
Menurut Aditya, sekarang ini semua sekolah di Banjarbaru diupayakan untuk menerima anak inklusi dan diciptakan iklim yang baik di sekolah untuk penanganan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus itu.
Aditya menekankan, pihaknya terus mendorong terselenggaranya suatu pelayanan pendidikan bagi ABK dengan mengintruksikan Dinas Pendidikan Banjarbaru sebagai pelaksana program tersebut.
"Keseriusan kami memberikan pelayanan bagi ABK melalui alokasi dana khusus melalui dalam APBD yang disiapkan untuk pelaksanaan evaluasi pendidikan bagi setiap anak," ungkapnya.
Baca juga: Wakil Wali Kota Banjarbaru berikan arahan pada konsultasi publik GDPK
Baca juga: Wakil Wali Kota Banjarbaru berikan arahan pada konsultasi publik GDPK
Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru Dedy Sutoyo, mengatakan evaluasi atau asessment untuk mengetahui apa kekurangan seorang anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah sehingga bisa diperbaiki.
"Dananya dialokasikan dalam APBD dan kami bekerja sama dengan ULM dari Prodi Pendidikan Khusus. Jadi melalui asessment bisa diketahui gangguan belajar pada anak agar bisa dicarikan solusi," ucapnya.
Dikatakan Dedy, asessment terhadap ABK penting agar Guru Pembimbing Khusus (GPK) setiap sekolah dapat menyesuaikan metode mengajar yang efisien apalagi sudah disiapkan fasilitas khusus yakni Pojok Inklusi.
Ditambahkannya, layanan pendidikan inklusif di Banjarbaru terlaksana pada 181 sekolah negeri mulai PAUD hingga SMP dengan jumlah 668 ABK terdiri dari 320 pelajar PAUD, 263 pelajar SD dan 85 pelajar SMP.
Sementara, jumlah GPK yang siap memberikan bimbingan maupun pelajaran di sekolah sebanyak 117 orang. Meski pun tidak sebanding dengan jumlah ABK tetapi program berjalan dengan baik.
Baca juga: Pemkot Banjarbaru petakan sumber pangan lokal pengganti nasi
Baca juga: Pemkot Banjarbaru petakan sumber pangan lokal pengganti nasi