"Karena bagaimana pun baiknya teknologi pengelolaan atau penanganan sampah mungkin hasilnya tidak maksimal, tanpa kesadaran partisipasi masyarakat," ujar Gusti di Banjarmasin, Selasa.
Baca juga: Taman Ecobrik kurangi sampah plastik wujudkan lingkungan bersih
Oleh karena itu, dia mengharapkan peningkatan kesadaran masyarakat di provinsinya seperti melakukan penilaian sampah terlebih dahulu di rumah tangga sebelum membuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ataupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Oleh sebab itu, menurut mantan pejabat Kabupaten Banjar Kalsel tersebut, perlu edukasi kepada masyarakat, terutama pada anak-anak kecil bagaimana mengelola/memisah sampah dengan baik.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel II/Kabupaten Banjar itu juga berharap, provinsinya mempunyai pengelolaan sampah yang lebih baik dan representatif lagi.
Pasalnya, seperti TPA "Banjarbakula" dengan luas 15 hektare perkiraan hanya mampu bertahan hingga 10 - 15 tahun atau lebih. Banjarbakula meliputi Kota Banjarmasin dan Banjarbaru, serta Kabupaten Banjar, Barito Kuala (Batola) dan Kabupaten Tanah Laut (Tala).
"Kita berpikir ke depan tidak cuma mampu bertahan 10-15 tahun. Karenanya perlu yang lebih luas lagi, dan sejak kini kita akan coba mendorong untuk menyiapkan," demikian Gt Abidinsyah.
Sementara itu Kepala Seksi Pengangkutan Sampah, Bidang Pengurangan dan Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Rizky Febriyanto berterimakasih atas kunjungan rombongan wakil rakyat dari Kalsel.
Ia berharap, DPRD Kalsel dengan pemerintah/DLH setempat harus lebih saling bekerjasama dalam menangani permasalahan sampah.
Menyertai kunjungan kerja (Kunker) ke luar daerah Komisi III, 10 - 12 September 2023 untuk studi komparasi persampahan tersebut DLH Kalsel.
Baca juga: Wali Kota dorong Rumah Limbah Bonkla bantu kurangi volume sampah
