Banjarmasin (ANTARA) - Untuk memenuhi ketersediaan bahan pangan di Ibukota Nusantara (IKN) di Kabupaten Paser Penajam Utara , Kalimantan Timur, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang menyatakan siap menjadi daerah penyangga pangan.
Hal itu cukup beralasan karena ada beberapa kabupaten di daerah tersebut memiliki potensi pertanian yang cukup potensial u nintuk memproduksi pangan dan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan lagi.
Adapun kabupaten di Kalimantan Selatan potensial dalam sektor pertanian dan siap memberikan kontribusi penyuplai bahan pangan itu diantaranya, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Bumbu.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel Syamsir Rahman menyampaikan, masa tanam padi di sejumlah wilayah pertanian besar, seperti Barito Kuala, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut sudah dilaksanakan, di mana saat ini terlihat tumbuh berkembang dengan baik.
Meskipun diakuinya, kekhawatiran terjadinya kembali serangan hama atau virus tungro masih membayangi seperti terjadi pada masa tanam tahun kemarin.
"Dibeberapa lokasi masih ada tungro-nya, karena petani masih menanam padi lokal," tuturnya.
Selain itu, papar Syamsir, sebagai petani masih menggunakan bibit bekas serangan tungro yang membuat tanaman padi kerdil tersebut.
"Pesan saya agar petani tanam padi unggul dulu yang lebih tahan serangan tungro daripada padi lokal," paparnya.
Utamanya, ungkap Syamsir, di wilayah pertanian di Kurau, Kabupaten Tanah Laut.
Dukungan lainnya juga diungkapkan Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Kalsel menyebutkan produk padi tahun 2022 mencapai 800 ribu ton dari biasanya produk padi di Kalsel sebanyak 1,2 juta ton.
Di Provinsi Kalsel dengan 13 kabupaten/kota memiliki luas lahan pertanian padi seluas 358.235 hektare.
Begitu juga upaya Pemerintah Kabupaten Banjar mempersiapkan diri menjadi lumbung pangan yang menjadi penyangga ketahanan pangan bagi Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Hal itu terungkap saat Bupati Banjar Saidi Mansyur mengikuti rakor lintas sektor membahas raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalsel bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta, Jumat.
Menurut bupati melalui keterangan tertulis Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Banjar diterima Antara di Martapura Jumat, menyebutkan, penyusunan RTRW dan RDTR Banjar sejalan dengan Pemprov Kalsel dan pemerintah pusat.
"Penyusunan RTRW dan RDTR di wilayah Kabupaten Banjar selaras dengan Pemprov Kalsel dan pusat tidak lain untuk dapat mewujudkan tata ruang harmonis dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan," ujar bupati.
Ditekankan Saidi, penataan ruang yang dilakukan juga sebagai upaya bagi Kabupaten Banjar menyiapkan diri mengambil peran lebih besar yakni sebagai salah satu lumbung pangan penyangga IKN Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut bupati, Kabupaten Banjar sebagai salah satu lumbung padi di Kalsel, merasa perlu untuk menjaga dan meningkatkan produksi padi dengan cara menetapkan kawasan lahan-lahan pertanian yang tidak dialihfungsikan.
Dijelaskan, penetapannya melalui penyusunan rencana tata ruang yang disahkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2021 tentang RTRW Kabupaten Banjar tahun 2021-2041 serta Peraturan Bupati Banjar Nomor 9 tahun 2023 tentang RDTR Wilayah Perkotaan Gambut-Kertak Hanyar.
"Melalui RTRW dan RDTR yang telah ditetapkan itu, terwujud kawasan pertanian yang terjaga dan tidak bisa dialihfungsikan sehingga ketahanan pangan sekaligus lumbung pangan bagi daerah maupun IKN dapat diwujudkan," ucapnya.
Saidi menuturkan, Kabupaten Banjar sebagai bagian dari Kalsel juga ikut serta mendukung penuh segala upaya yang akan dilakukan dalam menyambut pemindahan IKN di Kalimantan Timur.
"Pemindahan IKN ke Kaltim menjadi momentum tepat bagi Kabupaten Banjar khususnya untuk berbenah dan menata pembangunan wilayah untuk menyongsong Kalsel sebagai salah satu kawasan penyangga IKN Nusantara," katanya.
Ditambahkan Saidi, Pemkab Banjar mendukung penuh IKN Nusantara di Kaltim dan telah disinergikan juga dukugan melalui kerja sama Banjar Bakula yang meliputi lima kota dan kabupaten di Kalsel yang saling sinergi dalam berbagai sektor.
Lima kabupaten dan kota di Kalsel yang masuk kawasan Banjarbakula yakni Kota Banjarbaru sebagai ibu kota provinsi Kalsel dengan daerah penyangga yakni Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Tanah Laut dan Kota Banjarmasin.
Sementara itu, kehadiran bupati pada rakor didampingi Kepala Dinas PUPR dan Permukiman Banjar Ana Rosida Santi, Kepala DKISP Aidil Basith menyaksikan bupati menyerahkan Peraturan Kepala Daerah tentang RDTR Kawasan Gambut-Kertak Hanyar kepada Kementerian ATR/ BPN RI.
Sedangkan dukungan daerah penyangga pangan di IKN dari Kabupaten Tanah Laut melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Tanah Laut HM Faried Widyatmoko mengatakan, pada tahun 2022 luas tanam padi sawah petani di Kabupaten Tanah Laut mencapai 39.000 hektare.
"Luas lahan baku sawah petani di Tanah Laut tahun 2021 dari data Kementerian Pertanian 29.313 hektare. Namun, pada tahun 2022 terjadi kenaikan menjadi 39.000 hektare," ujar HM Faried Widyatmoko, di Pelaihari, Senin.
Menurut dia, adanya kenaikan itu dikarenakan adanya sebagian petani di Tanah Laut mampu melakukan panen dua kali dalam setahun.
Sedangkan jenis padi dominan yang ditanam petani di Tanah Laut, sebut dia, berupa varietas lokal dan sebagian saja varietas unggul.
"Petani kita sangat jarang menanam padi varietas unggul. Hal itu dikarenakan kondisi air sawah yang cukup dalam," terangnya.
Dari kenyataan tersebut, papar dia, penataan air di sawah petani perlu perbaikan secara menyeluruh.
Apabila ini bisa dilakukan, ungkap dia, tidak mustahil petani mampu panen dua hingga tiga kali dalam setahun.
Berkaitan dengan tata kelola air sawah, kata dia, pihaknya telah meminta Dinas Pertanian Kalsel dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan untuk menata pengairan sawah di Tanah Laut.
"Pengaturan pengairan sawah harus terpadu karena ada kaitannya dengan pengaturan ketinggian air," terangnya.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Tanah Laut Al Jamaludin Malik mengatakan, Tanah Laut memiliki potensi kawasan hortikultura kurang lebih 320 hektare dengan ditanami beragam komoditas.
Ketahanan dan peningkatan produktivitas pangan di Kalimantan Selatan semakin gencar dilakukan pemerintah provinsi setempat.
Begitu pula Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu menyatakan siap menjadi daerah penyangga pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Melalui Kepala Dinas Pertanian Tanah Bumbu H Hairuddin mengatakan, pihaknya menyiapkan lahan pangan berkelanjutan seluas 16.535 hektare untuk mewujudkan program pangan mendukung IKN tersebut.
Bahkan, Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengatakan, Kabupaten Barito Kuala memiliki potensi besar di sektor pertanian, tanaman pangan dan hortikultura.
“Bukti Batola berpotensi besar di sektor pertanian setidaknya dibuktikan dengan ditempatnya pelaksanaan Hari Pangan Sedunia,”ujar Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor , di sela puncak peringatan Hari Jadi ke-59 Kabupaten Barito Kuala (Batola), Selasa.
Untuk itu, dia mengimbau, Pemkab Batola dan masyarakat harus yakin dan optimis daerahnya akan bangkit dan bisa lebih maju dari sekarang dengan mewujudkan orientasi pembangunan dalam keseimbangan dan keterpaduan yang benar-benar berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dia meminta, Pemkab Batola dan masyarakat di daerah itu menggelorakan semangat untuk terus membangun.
“Membangunlah untuk banua dengan semangat haram manyarah waja sampai kaputing. Mari kita bulatkan tekad untuk terus bergerak maju dalam membangun daerah secara berkesinambungan dan berkelanjutan,” tutur gubernur.
Berdayakan Kawasan Rawa
Untuk mendukung luas lahan pertanian di Kalimantan Selatan sebagai salah satu penyangga pangan di IKN, pemerintah Provinsi setempat berupaya memberdayakan kawasan rawa untuk pertanian.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan Nurul Fajar Desira mengatakan, kawasan rawa batang banyu yang membentang dari Kabupaten Barito Kuala sampai Kabupaten Tabalong potensial sebagai penyangga ketahanan pangan Ibu Kota Negara (IKN) mendatang.
"Untuk semua itu harus kita persiapkan," ujarnya usai menghadiri rapat bersama Panitia Khusus (Pansus) III DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) provinsi setempat Tahun 2021 - 2026 bidang pembangunan dan infrastruktur.
"Guna menunjang persiapan dan kesiapan sebagai sentra pangan Kalsel dan penyangga IKN itulah kita membangun infrastruktur," lanjut mantan Ketua Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarmasin tersebut.
Ia menerangkan, pada kawasan rawa batang banyu yang membentang dari Barito Kuala (Batola) ke "Bumi Saraba Kawa" Tabalong tersebut ada sekitar 500.000 rawa potensial untuk penunjang sentra pangan Kalsel.
"Pada kawasan rawa batang banyu tersebut tidak cuma potensial ikan air tawar, tetap juga pertenakan, baik ternak unggas seperti itik maupun hewan besar berupa kerbau," ujarnya.
Selain itu, pertanian tanaman pangan serta perkebunan dan usaha lain seperti yang berkaitan dengan ekonomi kreatif ataupun kepariwisataan, demikian Fajar Desira.
"Potensi kawasan hortikultura itu terletak di Desa Sukaramah, Desa Bumi Asih, dan Desa Batu Mulya, Kecamatan Panyipatan," ujar Al Jamaludin Malik, saat menerima kunjungan kaji tiru dari Dinas Pertanian Kabupaten Tapin di Pelaihari, Rabu.
Menurut dia, kunjungan studi tiru dari kawan-kawan petani, perangkat desa, perangkat kecamatan dan Dinas Pertanian terkait pengembangan kawasan hortikultura.
"Kawasan hortikultura dikunjungi tersebut Desa Sukaramah. Banyak macam komoditas ditanam, di antaranya jagung manis, cabe, tomat, dan pisang cavendis," kata Malik.
Dia juga mengungkapkan, kunjungan kaji tiru itu turut menambah semangat para petani untuk mengembangkan potensi hortikultura di wilayahnya.
Lebih lanjut dia ungkapkan, hasil hortikultura Tanah Laut sudah berhasil dipasarkan, bahkan hingga luar Provinsi Kalimantan Selatan .
"Adanya studi tiru ini menambah semangat petani kita untuk lebih mengembangkan hortikultura di wilayah mereka. Saat ini memang komoditas hortikultura lagi banyak diminati di pasaran dan pemasaran hasil hortikultura kita sudah tertata, sehingga bisa sampai ke Kalimantan Tengah (Kalteng), " tutupnya.
Dari uraian di atas tersebut tidak heran kalau Kalimantan Selatan dengan potensi pertaniannya bisa menjadi salah satu provinsi untuk penyangga pangan bagi IKN.
Potensi pertanian tersebut tidak saja memberikan dampak positif bagi pemerintah, namun begitu juga terhadap tingkat kesejahteraan para petani di Kalimantan Selatan.