Rantau (ANTARA) - Pemkab Tapin, Kalimantan Selatan saat ini tengah menyiapkan langkah-langkah dini untuk menghadapi dampak fenomena El Nino, salah satunya ketahanan air untuk pangan dan konsumsi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin, Sufiansyah mengatakan langkah pemerintah yakni memperbaiki infrastruktur sarana tampungan air hingga sungai di sejumlah desa untuk menghadapi potensi dampak kemarau panjang.
Baca juga: BMKG sebut tidak ada indikasi El Nino pada 2020
"Kita meminta kepada masyarakat untuk menghemat air dan berupaya membuat dan menyediakan tempat penampungan air," ujarnya kepada Antara Kalsel di Rantau, Selasa.
Hal lainnya, kepada masyarakat Pemkab Tapin juga memberikan saran agar menanam pohon atau rumput besar di sekitar embung, sumur ataupun telaga.
"Fungsinya, supaya mengurangi penguapan air ketika panas kemarau," ujarnya.
Langkah dini lainnya, kata dia, pemerintah daerah saat ini sedang mengupayakan mengurangi laju aliran air di sejumlah sungai agar tak mengalami kekeringan signifikan.
"Kita juga membuat waduk hingga tabat di sungai sungai kecil," ujarnya.
Pihak Pemerintah Pusat saat ini sudah memberitahu informasi terkait potensi dampak El Nino terhadap ketahanan pangan nasional. Diantaranya, pasokan pangan dalam negeri berkurang, harga pangan naik hingga memicu kenaikan inflasi.
BMKG memprediksi, El Nino berpotensi terjadi sekitar 50-60 persen dimulai sekitar Juni atau Juli 2023. Dampaknya, disebut musim kemarau bakal lebih kering daripada siklus sebelumnya.
Baca juga: Waspadai penurunan tinggi muka air gambut cegah karhutla