Sebanyak 22 kelurahan dari 52 kelurahan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menjadi fokus pencegahan dan penanggulangan stunting oleh pemerintah kota setempat dari 2023 hingga 2024.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin M Helfiannor di Banjarmasin, Senin, mengungkapkan, ini sesuai keputusan Wali Kota Banjarmasin nomor 193 tahun 2023.
Dikatakan dia, fokus pencegahan dan penanganan kasus stunting serta intervensi gizi spesifik dan sensitif dengan fokus di 22 kelurahan tersebut karena total anak stunting sebanyak 835 kasus.
Menurutnya, penanganan kasus stunting di Kota Banjarmasin terus ditingkatkan, sesuai instruksi Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina, sejumlah instansi dikolaborasikan untuk memaksimalkan program ini.
Dengan maksimal penanganan kasus stunting pada anak yang gagal tumbuh ini, ucapnya, Kota Banjarmasin berhasil menurunkan angka dari 27, 8 persen menjadi 22,4 persen pada akhir tahun 2022.
"Tahun 2023 ini dimaksimalkan lagi agar bisa mencapai 14 persen saja lagi hingga akhir 2024," ucap Helfiannor.
Ada pun fokus pencegahan dan penanggulangan stunting di 22 kelurahan tersebut, yakni, di Basirih dengan angka stunting sebanyak 96 kasus atau prevalensi 4,99 persen, Talawang sebanyak 30 kasus atau 4,39 persen, Teluk Tiram sebanyak 44 kasus atau 5,08 persen.
Selanjutnya, Kelayan Barat sebanyak 36 kasus atau 6,86 persen, Kelayan Selatan sebanyak 45 kasus atau 4,36 persen, Mantuil sebanyak 117 kasus atau 11,52 persen, Murung Raya sebanyak 31 kasus atau 3,06 persen, Pemurus Dalam sebanyak 78 kasus atau 4,90 persen, Tanjung Pagar sebanyak 42 kasus atau 5,81 persen.
Kemudian, Antasan Besar sebanyak 19 kasus atau 5,44 persen, Gadang sebanyak 28 kasus atau 4,93 persen, Mawar sebanyak 16 kasus atau 5,35 persen, Pekapuran Laut sebanyak 34 atau 7,66 persen, Sungai Baru sebanyak 22 kasus atau 5,34 persen, Kuripan sebanyak 19 kasus atau 4,55 persen, Pekapuran Raya sebanyak 51 kasus atau 4,48 persen.
Selanjutnya, Pengambangan sebanyak 6 kasus atau 0,66 persen, Sungai Bilu sebanyak 35 kasus atau 4,50 persen, Sungai Lulut sebanyak 36 kasus atau 3,16 persen, Alalak Tengah sebanyak 15 kasus atau 2,88 persen, Pangeran sebanyak 13 kasus atau 1,55 persen dan Sungai Jingah sebanyak 22 kasus atau 2,13 persen.
Sebagaimana diketahui, Pemkot Banjarmasin pada Senin hari ini menggelar Rembuk Stunting dalam rangka Koordinasi Konvergensi Aksi III Kota Banjarmasin Tahun 2023, bertempat di Hotel Roditha Banjarmasin.
Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina menyampaikan Kota Banjarmasin menghasilkan penurunan angka stunting yang signifikan 5,4 persen, yakni, dari 27,8 persen menjadi 22,4 persen.
Dinyatakan dia, Pemkot Banjarmasin terus berupaya menekan stunting lewat inovasi program "Mba FoodZi Acting" dan "Ka Baimb BaaCTING".
"Hanya menegaskan saja bahwa apa yang kita lakukan hingga hari ini sudah benar. Jangan sampai di kota besar seperti Banjarmasin masih ada stunting yang tumbuh karena kekurangan gizi," demikian kata Ibnu Sina.