Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan H Awan Subarkah menganggap Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Banjarbakula menjual air baku terlalu mahal untuk pengolahan air bersih di Kota Banjarmasin, yakni Rp650 per meter kubik.
Awan menyampaikan ini sesuai informasi dari Direksi PT Air Minum Bandarmasih yang merupakan satu-satunya perusahaan milik daerah pengolah air bersih di Kota Banjarmasin pada saat rapat LKPJ Wali Kota 2022 dengan DPRD Banjarmasin.
"Dinyatakan direksi PT Air Minum Bandarmasih bahwa disepakati dari Mei hingga Desember 2023 ini tarif air baku disuplai SPAM Banjarbakula dengan biaya Rp650 per meter kubik, ini kita nilai sangat tinggi," ujarnya.
Awan mengungkapkan, jika PT Air Minum Bandarmasih mengambil air baku dari SPAM Banjarbakula yang dibangun pemerintah pusat tersebut, maka setiap tahunnya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp5 miliar hingga akhir 2023.
Apalagi ada wanti-wanti dari SPAM Banjarbakula yang diresmikan Presiden RI Ir H Joko Widodo yang berpusat di Kota Banjarbaru tersebut pada 17 Maret 2023, akan menaikkan tarif pada 2024 sebesar Rp1.200 per meter kubik.
"Kalau tarifnya Rp1.200 itu, setahun PT Air Minum Bandarmasih harus mengeluarkan Rp15 miliar," ujarnya.
Pihaknya menilai dengan kondisi keuangan PT Air Minum Bandarmasih saat ini yang meminta kembali penyertaan modal ke Pemkot Banjarmasin demi peremajaan perpipaan distribusi akan sangat diberatkan, akhirnya pelanggan yang terkenal imbas.
"Otomatis bisa naik tarif air bersih di daerah kita, ini akan jadi masalah bagi masyarakat kita," ucapnya.
Dia pun berharap, ada pembicaraan kembali antara PT Air Minum Bandarmasih dan SPAM Banjarbakula untuk mencari solusi yang tepat agar tidak memberatkan salah satu pihak, utamanya PT Air Minum Bandarmasih.
Sebagaimana diketahui, PT Air Minum Bandarmasih saat ini mengambil air baku di sungai Martapura, ada dua instalasi pengambilan air baku itu, yakni, di sungai Baru dan di Sungai Tabuk.