Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Suparmi menyatakan, arus lalulintas ternak masuk di provinsinya diawasi untuk menangkal masuknya virus Penyanyi Mulut dan Kuku (PMK) jelang Hari Raya Idul 1444 H atau 2023.
Sebagaimana diketahui, ujar dia di Banjarmasin, Senin, permintaan komuditas daging sapi pada Ramadhan dan jelang Idul Fitri ini makin tinggi, hingga banyak sapi dari luar daerah didatangkan untuk memenuhi kebutuhan stok mencukupi.
Baca juga: 501 ternak sapi di Tabalong telah diasuransikan
Baca juga: 501 ternak sapi di Tabalong telah diasuransikan
Agar jangan sampai lagi penularan PMK pada hewan ternak terjadi di provinsi ini, ucap dia, maka diintensifkan pengawasan arus lalulintas dan produk ternak yang akan masuk ke Kalsel melalui lintas laut dan udara.
Menurutnya, Pemprov Kalsel bersama Komisi II DPRD Provinsi Kalsel sudah melaksanakan konsultasi dan koordinasi perihal lalulintas ternak terutama sapi antar pulau menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tahun 2023 ini ke Badan Karantina Pertanian.
"Ini juga sesuai instruksi gubernur kita H Sahbirin Noor untuk melakukan langkah-langkah kewaspadaan dari PMK," paparnya.
Disampaikan Suparmi, arus lalulintas ternak masuk ke Kalsel difasilitasi dengan dua unit kapal khusus ternak tol Laut.
Baca juga: Vaksinasi PMK ternak besar di Tanah Laut capai 17.915 dosis
Baca juga: Vaksinasi PMK ternak besar di Tanah Laut capai 17.915 dosis
Menurutnya dia, data pemasukan ternak di Kalsel tahun ini sampai dengan 31 Maret 2023, yakni, sebanyak 5.865 ekor sapi, sebanyak 11.843 ekor kambing dan sebanyak 26 ekor kerbau.
"Ini semua untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan persiapan penyediaan kebutuhan Idul Fitri maupun persiapan hewan qurban pada Idul Adha," ujarnya.
Dia pun mengatakan, kebutuhan daging merah pertahun di provinsi Kalsel rata-rata sebanyak 7.135 ton.
"Saat ini baru terpenuhi sebanyak 6.058 ton, sehingga selain adanya upaya meningkatkan produksi daging sapi di Kalsel juga dipenuhi dari luar Kalsel untuk menjamin ketersediaan pasokan," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, masalah PMK pada hewan ternak sekitar Mei tahun 2022 telah melanda Provinsi Kalsel, bahkan ratusan sapi tertular penyakit yang mulanya di temukan dari daerah Jawa Timur tersebut.
Sebagaimana diketahui, pasokan sapi cukup besar untuk kebutuhan Provinsi Kalsel untuk 13 kabupaten/kota dari Jawa Timur.