Bagan Serai, Malaysia (ANTARA) - Peserta "Tour Kulaan" Banjarmasin, Abdul Halim menyebutkan Bahasa Banjar terancam "punah" atau menghilang di Negeri Malaysia
Halim menuturkan warga Malaysia keturunan Banjar terbiasa menggunakan Bahasa Banjar untuk keseharian.
Baca juga: Anggota FSKB Banjarmasin tour ke negara-negara Asean
Halim di Began Serai, Negeri Perak Malaysia, Selasa, mengatakan saat ini Bahasa Banjar hanya digunakan warga Malaysia keturunan Banjar yang berusia 50 tahun ke atas.
Warga Taiping, Malaysia tersebut mengungkapkan warga Malaysia keturunan Banjar yang masih muda sudah banyak yang tak bisa berbahasa (Basurah Banjar).
Seperti Negeri Perak, Johor, Batu Pahat, Sikencan, Sungai besar, Tanjung Karang dan beberapa daerah pemukim keturunan Banjar sudah tak menggunakan Bahasa Banjar.
"Anak-anak muda paling masih ingat Bahasa Banjar, makan, guring, bakamih, karena ingat disuruh neneknya dulu seperti itu," ujar pria pensiunan Diraja Malaysia itu.
Baca juga: Peserta, Malaysia, Brunei, dan Singapura dipastikan hadir di KBB VI
Halim menyatakan penurunan penggunaan Bahasa Banjar di kalangan penduduk Malaysia keturunan Banjar karena sudah banyak yang kawin campur dengan suku lain.
Faktor lain karena anak muda keturunan Banjar yang bersekolah di komunitas Melayu atau ke perguruan tinggi menggunakan Bahasa Inggris.
Saat ini, jumlah warga Malaysia keturunan Banjar ini hingga dua juta orang.
Pria keturunan Kelua, Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan itu memiliki keluarga yang turun menurun tinggal di Malaysia.
Peserta Tour Kulaan yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Kulaan Banjar (FSKB), terdiri dari Mohammad Ary. Hasan Zainuddin, Ridha Chairullah, dan Murjani.
Baca juga: Dua pembicara prakongres kerukunan bubuhan Banjar dari Malaysia