Batulicin (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, meraih predikat atau penghargaan sebagai daerah bebas frambusia atau penyakit kulit menular menahun dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Bupati Tanah Bumbu H. M Zairullah Azhar di Batulicin Rabu mengatakan, ini adalah hadiah yang luar biasa bagi Tanah Bumbu terutama jajaran Dinas Kesehatan yang mampu mewujudkan "Bumi Bersujud" bebas dari kasus frambusia.
"Ini bentuk motivasi dan apresiasi atas upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Kami harapkan ini menjadi motivasi bagi SKPD lain yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu untuk meningkatkan kinerjanya masing-masing," kata Zairullah.
Dia mengatakan, predikat ini diusahakan akan tetap bertahan dan derajat kesehatan masyarakat Tanbu akan terus meningkat.
Upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat adalah memelihara lingkungan dan terus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dalam keseharian masyarakat.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya menyebutkan penyakit tropis terabaikan atau NDT ditemukan tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh wilayah tropis dunia.
"NTD ini terjadi di daerah tropis di seluruh dunia. Jenisnya ada 20, di Indonesia ada lima, plus yang baru dimasukkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah rabies," jelas Budi Gunadi.
Lima varian penyakit tropis terabaikan di Indonesia itu, yakni kusta, frambusia atau infeksi kulit, filariasis atau kaki gajah, schistosomiasis atau cacingan, dan rabies.
Untuk kusta, Kemenkes menargetkan eliminasi kasus dicapai pada 2030. Sedangkan eliminasi kasus frambusia ditargetkan tercapai pada 2024.
Kemudian untuk penanganan kasus filariasis yang dilaporkan telah berstatus endemis di 236 kabupaten/kota di Indonesia, dilakukan upaya pencegahan berupa pemberian obat secara massal.
Sedangkan untuk schistosomiasis yang kini hanya terdeteksi di wilayah tertentu dan menjadi satu-satunya penyakit yang masih berstatus endemi di Asia Tenggara itu ditargetkan mencapai eliminasi pada 2030.
"Kasus rabies di Indonesia masih tersebar di sekitar 26 provinsi, sementara sisanya dinyatakan berstatus bebas rabies. Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pejabat daerah atas upaya pengentasan penyakit filariasis dan frambusia di wilayah masing-masing," terangnya.