Pasalnya kalau cuma mengandalkan dana pemerintah kabupaten (Pemkab) Tanah Bumbu (Tanbu), ataupun dari pemerintah provinsi (Pemprov) setempat hasilnya bisa tidak maksimal, katanya di Banjarmasin, Rabu.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI yang meliputi Kabupaten Kotabaru dan Tanbu itu mengungkapkan, dulu dari dana pemerintah pusat pernah membuat bronjong sekitar 100 meter di Pantai Pagatan guna mencegah abrasi.
"Tapi karena bronjong itu pendek atau cuma 100 meter sehingga kurang efektif dalam mencegah abrasi Pantai Pagatan yang panjangnya mencapai ratusan meter," tutur pensiunan pegawai negeri sipil yang bergabung ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Sebelumnya lagi atau pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ungkap wakil rakyat yang mengaku dari keluarga nelayan dan bergelar sarjana hukum tersebut, guna mencegah abrasi Pantai Pagatan pernah pula pemasangan turap dari ulin (kayu besi).
"Namun karena deburan ombak dan gelombang air laut selama berpuluh-puluh tahun, turap Pantai Pagatan itu roboh," lanjut mantan Camat Pulau Sembilan Kotabaru itu menjawab Antara Kalsel.
Pantai Pagatan salah satu objek wisata bahari di "Bumi Bersujud" Tanbu yang juga selalu ramai pengunjung saat musim libur, seperti liburan Idul Fitri, yang tak cuma penduduk setempat, tapi ada pula dari luar daerah/kabupaten tersebut.
Selain itu, Pantai Pagatan yang landai tersebut sejak lama menjadi pusat kegiatan wisata yang sudah masuk agenda tahunan Bumi Bersujud, yaitu acara adat Mapanretasi (Mapanreretasi) sebagai wujud syukur atas karunia Allah swt yang memberi penghasilan dari laut.
Dalam agenda wisata tahunan itu, bukan cuma para nelayan yang bersuka ria, tapi juga masyarakat umumpun dapat menikmati dari pelaksanaan pesta adat tersebut, demikian Hamsyuri.