Banjarmasin (ANTARA) - Pemilik dari "Kantan Sasirangan", Sandi Agustinus meraih juara pertama dalam ajang lomba desain motif Sasirangan pewarna alami tingkat Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), yang digelar Dekranasda Banjarmasin.
Lomba ini menampilkan 26 peserta dari 13 kabupaten atau kota di Kalsel, dimana tiap kabupaten atau kota dipilih dua pengrajin untuk mengikuti lomba ini, salah satunya motif "Kurikit Kandang Rasi" karya Sandi Agustinus, yang berhasil menjadi motif terbaik.
"Motif ini merupakan seni ukiran kayu yang merupakan warisan budaya pada masa kesultanan banjar, yang memiliki simbol dan makna mendalam yang menghiasi "Rumah Tradisional Adat Suku Banjar", kata Sandi melalui sambungan telpon, Minggu (9/10).
Dijelaskan dia, "Kurikit Kandang Rasi" ialah motif pada pagar serambi atau pamedangan, yang bisa ditemukan di rumah tradisional suku Banjar di Kalsel.
Di serambi atau pamedangan ini biasanya diberi pagar, yang terdiri dari susunan papan berukir dengan ornamen yang indah. Motif kembang bogam yang bermakna persatuan dan keindahan, atau bentuk geometris yang memperindah ukiran bangunan sebagai penyambutan tamu.
"Motif-motif ini mengajak kita semua untuk kembali mengenal seni ukiran Banjar yang memiliki simbol, makna serta keindahan yang luar biasa untuk terus dilestarikan dan dikembangkan dari masa ke masa," katanya.
Baca juga: Deskranada Kalsel gelar lomba desain motif sasirangan pewarna alam
Menurut dia, kain Sasirangan dibuatnya dengan pewarna alami menggunakan 10 jenis pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu limbah kayu ulin, indigofera, kunyit, kayu kuning, jolawe, daun ketapang.
Selain itu, juga dari daun mangga, daun jambu biji, kayu secang atau sepang dan bakau, kemudian untuk warna dipadukan mempresentasikan warna-warna bumi atau "Earth Tone" mulai dari tanah, gunung, hutan, danau, lembah, lautan hingga langit.
Diketahui sandi, merupakan pemilik dari Kantan Sasirangan yang berdomisili di Banjarmasin, tepatnya di Jalan Sultan Adam, Komplek Kadar Permai VI, Nomor 98, RT. 16, Sungai Miau, Kecamatan Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Kalsel.
Ia telah menekuni Sasirangan sejak tahun 2016, berawal dari keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang kain ini namun tidak ada tempat untuk belajar, memulai dengan belajar secara otodidak.
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin ajak seluruh warga Kalsel cintai Sasirangan
"Hingga saat ini telah saya memproduksi, baik Sasirangan dengan pewarna kimia maupun sasirangan dengan pewarna sintetis," katanya.
Sejak tahun 2016 ia pun telah membagi ilmu tentang Sasirangan ke hampir 13 kabupaten atau kota di Kalsel, hingga tahun 2022 telah banyak pula prestasi yang diraih oleh desainer muda Banjarmasin berumur 26 tahun ini.
Selain kerap memenangkan berbagai lomba desain, juga menggelar berbagai fashion show busana sasirangan di beberapa tempat di Kalsel.
Setiap tahun dirinya meraih juara pada lomba desain motif Sasirangan, wirausaha mandiri, menjadi peserta bootcamp nasional Deureuham, Islamic Creative Economic Competition, Indonesia Fashion Week (IFW), Modest Fashion, Pekan Kebudayaan Nasional/
Bahkan, beberapa kain Sasirangannya telah mengikuti pameran hingga ke negara Jepang, di tahun 2022 ini pun Sandi menorehkan prestasi yang membanggakan, seperti lolos kurasi pada Industri Kreatif Syariah(IKRA) Indonesia.
Juga di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), sebagai juara pertama lomba desain motif tingkat kota Banjarmasin dan akhirnya menjadi juara pertama tingkat provinsi Kalsel.
Baca juga: 20 peserta ikuti bimtek busana muslim dan aksesoris fashion berbasis Sasirangan
Sandi juarai lomba desain motif Sasirangan
Senin, 10 Oktober 2022 20:45 WIB
Motif-motif ini mengajak kita semua untuk kembali mengenal seni ukiran Banjar yang memiliki simbol, makna serta keindahan yang luar biasa untuk terus dilestarikan dan dikembangkan dari masa ke masa,