Banjarmasin (ANTARA) - Korwil Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak Gas Bumi dan Umum (FSP KEP) Kalimantan Selatan (Kalsel) Syahrul mengaku pihaknya menahan diri untuk tidak turun ke jalan hari ini menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Demi kondusifitas yang tetap terjaga kami menahan diri," kata dia di Banjarmasin, Selasa.
Diketahui sebelumnya serikat pekerja bersama
sejumlah kalangan masyarakat lainnya merencanakan turun ke jalan menggelar aksi demo.
Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya rencana tersebut ditunda baik di Jakarta maupun daerah lainnya termasuk Banjarmasin.
Meski begitu, Syahrul menyebut tetap mengagendakan untuk melakukan aksi pada tanggal 12 September mendatang di Kabupaten Tabalong dengan menurunkan 80 persen dari jumlah anggota FSP KEP Kalsel.
Pihaknya akan menuntut 3 hal, yakni menolak kenaikan harga BBM subsidi, menuntut kenaikan UMK minimal 10 persen dan menuntut dicabutnya Undang-Undang Cipta Kerja Omnibuslaw.
"Selain itu kita juga akan melakukan tuntutan masalah internal, yakni masalah pembagian jam kerja," katanya.
Syahrul meminta pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan menaikan harga BBM karena jelas memberatkan dan mempengaruhi berbagai sektor yang ada di masyarakat.
"Bantuan tunai langsung (BLT) tidak menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat karena acap salah sasaran," ucapnya.
Serikat pekerja menahan diri untuk tidak turun ke jalan
Selasa, 6 September 2022 18:38 WIB
Demi kondusifitas yang tetap terjaga kami menahan diri,