Tanjung (ANTARA) - Kabupaten Tabalong telah meraih predikat terbaik dalam penurunan angka stunting atau kekerdilan pada tahun 2021 namun upaya pencegahan dan penanganan kasus kurang gizi kronis ini terus dilakukan para pihak.
Bupati Tabalong Anang Syakhfiani bahkan meminta pemerintahan desa bisa mengalokasikan dana untuk pemetaan kasus kurang gizi atau stunting sehingga memudahkan dalam penanganannya.
"Desa perlu alokasikan dana untuk pemetaan stunting agar lebih cepat penanganannya," jelas Anang di Tanjung, Selasa.
Mengingat masih ada orangtua yang menutupi kasus kekurangan gizi kronis pada anaknya sehingga terlambat dalam penanganannya.
Hal ini disampaikan Anang saat membuka pelaksanaan aksi ke-3 (Rembuk Stunting) dari 8 konvergensi pada Gerakan Masyarakat Dalam Upaya Percepatan Pencegahan dan Penurunan (Gempur) stunting yang multi sektor baik masyarakat, pemerintah dan swasta di Hotel Asron Tanjung.
Dalam.laporannya Kepala Bappedalitbang Kabupaten Tabalong Muhammad Noor Rifani menyebutkan jumlah kasus kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi kini turun dari 11,51 persen pada 2020 menjadi 8,88 persen pada tahun 2021.
"Tahun ini kita mengalokasikan dana sekitar Rp94 miliar untuk program penanganan dan pencegahan stunting," jelas Rifani.
Dalam RPJMD juga telah memuat program penanganan stunting dan gerakan masyarakat dalam upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting tertuang dalam Perbup Tabalong nomor 71 tahun 2021.
Dalam acara rembuk stunting ini juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama para pihak terkait penanganan dan pencegahan stunting.
Mulai dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, kepala SKPD terkait dan perwakilan Adaro oleh Kepala Departemen CSR Adaro Energy, Zuraida Murdia Hamdie.
Selanjutnya peserta rembuk stunting mendapatkan wawasan terkait penanganan dan pencegahan kasus kekerdilan ini dari perwakilan BKKBN dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel
Tabalong raih prestasi terkait penurunan stunting
Selasa, 7 Juni 2022 17:17 WIB