Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kalimantan Selatan Hj Dewi Damayanti Said mengapresiasi kabupaten/kota di provinsinya yang memperhatikan kesetaraan gender lebih maksimal, seperti Kabupaten Barito Kuala (Batola).
"Seperti Batola kesetaraan gendernya belakang cukup menggembirakan," ujar "Srikandi" Partai Golkar melalui WA-nya menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Sabtu (30/4/22) dalam konteks Hari Kartini Tahun 2022.
Menurut anggota DPRD Kalsel tersebut, keseteraan Gender di "Bumi Selidah" atau daerah pertanian pasang surat Batola itu sudah menunjukkan kemajuan, kendati masih perlu peningkatan, baik mutu (kualitas) maupun jumlah (kuantitas).
"Kesemua itu tidak terlepas dari kepemimpinan daerah setempat seperti Batola Bupatinya Ibu Hj Noomiliyani AS SH. Kita tahu beliau tergolong orang peduli terhadap kaum perempuan," ujar putri almarhum HM Said (mantan Gubernur Kalsel dua periode) tersebut.
Oleh sebab itu, tidak heran kalau Batola tertinggi nilai kesetaraan gender se-Kalsel. Apalagi respon positif perempuan setempat yang juga mau baju dengan berbekal peningkatan wawasan, ilmu pengetahuan dan lainnya,, lanjutnya.
"Kita berharap, perkembangan peningkatan kesetaraan gender diikuti pula oleh kabupaten/kota di Kalsel sebagai perwujudan atau memaknai perjuangan emansipasi perempuan," demikian Dewi Damayanti Said.
Batola dengan penduduknya majemuk itu dalam beberapa tahun belakangan tergolong relatif berhasil dalam kesetaraan gender.
Sebelumnya Bupati Batola Hj Noomiliyani mengungkapkan berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik atau BPS Tahun 2021, kabupatennya meraih nilai tertinggi dalam kesetaraan gender se-Kalsel.
Orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) Batola tersebut mengungkapkan itu melalui WA-nya kepada Antara Kalsel di Banjarmasin, pekan lalu sehubungan peringatan Hari Raden Ajeng Kartini pejuang emansipasi kaum perempuan.
"Srikandi" Partai Golkar asal Alai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel itu menyebutkan, dari 195 desa se-Batola, 12 di antaranya kepala desa (Kades) perempuan dan juga seorang Lurah.
"Perempuan yang menjadi Kades dan Lurah relatif masih muda. Untuk Kades rata-rata meraih suara signifikan pada pemilihan kepala desa (Pilkades)," ungkapnya.
"Bahkan beberapa orang mengalahkan petahana yang laki-laki," ujar mantan Ketua DPRD Kalsel 2014 - 2019 yang kemudian mengundurkan diri karena mencalon Bupati Barola itu.
Begitu juga anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) hampir 40 persen perempuan yang pemilihannya juga secara langsung sebagaimana Pilkades, lanjutnya.
Ia menambahkan, dari 35 keanggotaan DPRD Batola periode 2019 - 2024, ada delapan orang di antaranya perempuan
"Hal lain ada lima orang pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) jajaran Pemkab Batola dari pemerintah dan ditambah seorang pelaksana tugas (Plt). Kesemua itu unggulan kabupaten setempat," tegasnya.
Putri almarhum Kolonel Inf. H Aberani Sulaiman/mantan Gubernur Kalsel itu, baik secara langsung maupun tidak langsung mengapresiasi Biro Antara provinsi setempat mengadakan podcast/bapanderan santai dengan menampilkan perempuan-perempuan unggulan.
"Biar penampilan perempuan-perempuan unggulan bicara kepada publik untuk bisa memotivasi perempuan kabupaten/kota lainnya," demikian Noomiliyani.
Noomiliyani sendiri lahir 21 April 1959 atau bertepatan tanggal kelahiran tokoh pejuang emansipasi perempuan RA Kartini yang lahir 143 tahun lalu, hingga saat ini baru satu-satunya perempuan Kalsel jadi Bupati dan pernah Ketua DPRD provinsi setempat.
Batola dengan ibukotanya Marabahan (sekitar 50 kilometer barat Banjarmasin) pemekaran Kabupaten Banjar, Kalsel Tahun 1960 dan juga merupakan lumbung padi provinsi tersebut, berbatasan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah ( Kalteng).
Daerah pertanian pasang surat Batola itu penduduknya majemuk, karena juga sebagai daerah penerima transmigrasi sejak tahun 1950 ketika masih masuk Kabupaten Banjar.