Banjarmasin (ANTARA) - Ratusan orang pengusaha mikro yang mengelola industri mikro atau industri kecil di wilayah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, perlu pembinaan agar mereka bisa lebh berkembang dalam mengelola usahanya.
Ketua himpunan pengusaha mikro kecil Indonesia (hipmikindo) Kota Banjarmasin, Salahudin Bahri mengakui kehidupan para pengusaha yang tergabung dalam organisasinya tersebut memerlukan uluran tangan dalam pembinaan.
Masalahnya banyak persoalan yang dihadapi oleh kalangan industriawan rumahan tersebut dalam mengembangkan usahanya, seperti yang pasti adalah kekurangan modal usaha.
Masalah lain tentu adalah bagaimana cara memasarkan produk kecil yang sebagian besar adalah makanan kecil atau cemilan dan para pengusahanya juga sebagian besar adalah ibu ibu atau mak mak, tambahnya sambil tersenyum.
Padahal makanan kecil yang dikembangkan tersebut perlu dipasarkan atau dipopulerkan karena hasil dari budaya asli setempat, atau seperti abon ikan haruan, kripik ikan, dodol, rempi, dan makanan kecil yang lain.
Selain makanan kecil juga ada perajin sasirangan, kerajinan tas purun, konveksi dan kerajinan bahan lokal lainnya.
Kemudian juga soal kemasan masih tertinggal bentuknya atau kualitasnya dibandingkan dari produk industri kecil dari Pulau Jawa, padahal jika kemasannya bagis maka produk mikro Kota Banjarmasin bisa dijadikan bahan cendramata.
Persoalan terakhir mereka ini minim pengetahuan tentang pembukuan, tidak mengerti mana duit modal mana duit dapur, seringkali duit modal disangka duit daur akhirnya modal habis dan gulung tikar, katanya lagi
HIpmikindo Kota Banjarmasin yang berdiri sejak tujuh tahun silam memiliki 150 anggota, dan mereka dibantu dalam promosi seperti pameran, atau pelatihan dengan instansi yang terkait, demikian Salahudin Bahri.