Banjarbaru (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Selatan melalui fasilitasi KLHK bekerjasama dengan BPPT membangun instalasi pemanfaatan limbah B3 pelumas sebagai upaya menyelesaikan masalah ekologi limbah B3 industri diantaranya pelumas bekas yang cukup banyak di provinsi ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel Hanifah Dwi Nirwana di Banjarbaru, Kalsel, Jumat mengatakan pembangunan instalasi pemanfaatan limbah B3 pelumas bekas di lokasi sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Regional Banjarbakula di Gunung Kupang Banjarbaru itu, merupakan salah satu langkah penting dan strategis untuk menyelesaikan persoalan limbah B3 pelumas bekas.
Menurut dia, Kalsel yang merupakan salah satu provinsi penghasil batu bara terbesar nasional, memiliki potensi limbah B3 yang sangat besar, yang selama ini belum dikelola kembali dengan maksimal.
"Dapat dibayangkan, dengan banyaknya perusahaan batu bara yang memanfaatkan alat berat yang banyak, berapa ratus ribu ton limbah B3 pelumas bekas yang dihasilkan setiap tahunnya," katanya.
Sehingga, kata dia, upaya pembangunan instalasi pemanfaatan limbah B3 pelumas bekas ini, akan merubah pola pikir bahwa limbah B3 pelumas bekas masih memiliki nilai ekonomi sekaligus membantu menyelesaikan masalah ekologi.
Selain itu, juga mengurangi beban bumi dan mengurangi biaya transportasi karena tidak perlu lagi mengirim pelumas bekas ke Jawa, cukup dikelola di Kalsel.
Setelah dilakukan proses pemanfaatan, pelumas bekas tersebut bisa dimanfaatkan kembali untuk bahan bakar alternatif seperti minyak diesel (high speed diesel/HSD) untuk alat berat, perahu mesin (kelotok), alat-alat pertanian dan lainnya.
Saat ini, tim DLH telah menemukan formula yang tepat, baik itu dari sisi kejernihan oli dan beberapa parameter rujukan sebagai bahan bakar alternatif, sehingga siap untuk dikembangkan menjadi industri pemanfaatan limbah B3 pelumas bekas dengan skala yang lebih besar.
"Pekerjaan rumah kita, untuk menyesuaikan dengan kekentalannya saja yang belum sesuai," katanya.
Saat ini, tambah Hanifah, instalasi tersebut dalam tahap uji coba, sambil menunggu keluarnya perizinan berusaha dari Kementerian LHK yang telah diajukan.
Bila beberapa izin dari Kementerian LHK telah keluar, akan segera ditingkatkan kapasitas produksinya dari kapasitas terbangun 10 ton/bulan menjadi 100 ton/bulan, sehingga diharapkan ke depan untuk operasional tidak lagi bergantung dengan APBD dan bahkan diharapkan menjadi sumber pendapatan bagi daerah.
DLH kini juga bekerja sama dengan Bank Indonesia membuat proposal investasi pengembangan instalasi di lahan yang telah disiapkan dalam satu hamparan kawasan TPA Sampah Regional Banjarbakula di Gunung Kupang Banjarbaru.
Hanifah yakin kendati saat ini belum menghasilkan keuntungan, namun ke depan ini akan menjadi potensi PAD yang cukup besar, yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini, instalasi tersebut sudah banyak dilirik oleh perusahaan di Kalsel, untuk mendukung pengembangannya.
Melalui TPA dan instalasi pemanfataan limbah B3 pelumas bekas tersebut, diharapkan ke depan berbagai persoalan sampah dan limbah B3 di Kalsel bisa dikelola dan diselesaikan dengan baik, sehingga menuju zero waste adalah keniscayaan.