Kandangan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menyiapkan ruang perawatan dan obat-obatan untuk mengantisipasi lonjakan COVID-19.
Bupati HSS, H Achmad Fikry, di Kandangan, Rabu (9/2) mengatakan, beberapa waktu lalu bersama unsur Forkopimda telah mengikuti arahan Presiden RI Joko Widodo melalui Vidcon tentang upaya antisipasi penyebaran virus, termasuk varian baru Omicron.
"Penyebaran varian baru ini diperkirakan akan masuk di luar wilayah Jawa, tidak perlu panik tapi tetap waspada," katanya.
Menurut bupati saat rakor bulanan Pemkab HSS di Loksado, berdasarkan informasi penyebaran Omicron empat kali lebih cepat dari varian Delta, sehingga seluruh pihak terutama masyarakat harus waspada dengan selalu melakukan protokol kesehatan .
Dijelaskan dia, ada dua kata kunci yang menjadi arahan presiden yakni pertama, percepatan vaksinasi baik untuk vaksin pertama, kedua dan ketiga, serta memasyarakatkan Protokol Kesehatan(Prokes) agar tetap dipatuhi.
Walaupun sudah divaksin tambah bupati, bukan berarti masker harus dilepas, terutama saat berada di luar atau dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Berdasarkan pengalaman di daerah Jawa untuk perawatan apabila tidak bergejala bisa Isolasi Mandiri (Isman), dan apabila bergejala atau sangat berat dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Satgas COVID-19 HSS cegah penyebaran varian Omicron
Kepala Dinkes HSS, Hj Siti Zainab, mengatakan terkait percepatan vaksin, bagi orang tua yang anaknya tidak mau divaksin, maka pihaknya melakukan pendekatan dan diberikan edukasi agar mau mengerti dan dengan kesadaran membawa anaknya untuk divaksin.
"Kendalanya kadang untuk mendatangi tempat vaksin seperti di sekolah, orang tua disibukkan mencari nafkah, namun setelah didatangi dan diedukasi akhrinya para orang tua bersedia mengantar anaknya untuk divaksin di fasilitas kesehatan," katanya.
Saat ini semua Puskemas di HSS dibuka untuk melayani vaksin, salah satu tujuannya untuk melayani orang tua yang membawa anak-anaknya untuk divaksin, termasuk apabila tidak sempat mengikutkan vaksin di sekolah mereka.
Menurut dia, untuk data COVID-19 terkini, ada empat pasien warga HSS yang dirawat di rumah sakit, tiga orang dirawat di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan karena bergejala keluhan sesak nafas sudah divaksin, sedangkan satu dirawat di RS Ansyari Saleh memang belum divaksin.
Sementara, empat lainnya yang Isman, terdiri dari satu orang berusia muda dan belum bervaksin, sementara tiga lainnya karena terpapar COVID-19 namun tidak bergejala sehingga bisa dilakukan isoman, tidak dirawat di rumah sakit.
"Diketahui varian Omicron ini penyebarannya sangat cepat namun angka dirawat di rumah sakit atau pun kasus kematiannya rendah, terpenting bagi merasa bergejala untuk mengingatkan diri sendiri, bila batuk pilek rasa meriang sebaiknya berdiam diri saja di rumah serta tidak beraktivitas di luar," katanya.
Penanganan pengobatan dilakukan dengan istirahat, minum obat paracetamol, dan apabila ada gejala sesak segera ke fasilitas kesehatan, tapi kalau keluarga ada yang punya keluhan seperti itu, sebaiknya anggota keluarga lainnya juga melakukan isoman.
Hal ini dilakukan mencegah penyebaran virus, dan dengan melakukan isoman selama kurang lebih lima atau enam hari, biasanya akan sudah ada perbaikan kondisi kesehatan.
Baca juga: Vaksinasi ketiga Kejari HSS dukung program pemerintah wujudkan herd immunity
"Bagi mereka yang terpapar COVID-19 di HSS ini memang belum bisa dipastikan apakah karana varian Omicron atau tidak, sebab untuk mengetahuinya harus mengirimkan sampel ke Jakarta, dengan packing melalui Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan," katanya.
Dirinya pun kembali mengingatkan bagi yang sudah bervaksin satu, dua atau tiga, bukan berarti menjamin tidak tertular virus, namun tetap mencegah dengan prokes pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan membatasi mobilitas, karena vaksinasi untuk meringankan gejala sehingga ketika kena tidak bergejala berat.
Adapun untuk ruang isolasi di fasilitas kesehatan HSS tetap difungsikan dan sudah siap, ketersediaan obat masih ada dan cukup, ada dua blok ruangan disiapkan untuk blok khusus perawatan COVID-19 di RSUD Kandangan.
Kapasitas tempat tidur 149 buah dan memang sempat dialihkan untuk ruang perawatan paru, dan kalau memang diperlukan nantinya akan kembali difungsikan sebagai ruang isolasi.
"Ketersediaan obat-obatan cukup dan okesigen cukup, tahun 2021 kita telah mengadakan mesin generator oksigen sendiri, sehingga bisa produksi oksigen sendiri dan saat ini sedang uji coba untuk fungsinya," kata perwakilan dari RSUD Kandangan menambahkan.