Kandangan, Kalsel (ANTARA) - Peziarah makam Tuan Guru Haji Muhammad Riduan Basri atau yang akrab dengan sapaan "Guru Kapuh" Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel) cukup ramai, kendati harus memakai masker.
Pewarta Antara Kalsel di Banjarmasin ketika melakukan perjalanan ke makam Guru Kapuh (sekitar 135 kilometer timur laut Banjarmasin), Selasa melaporkan, peziarah bukan cuma penduduk "Bumi Rakat Mufakat" HSS, tetapi juga asal kabupaten/kota di provinsi tersebut.
Bahkan ada peziarah asal provinsi tetangga, Kalimantan Tengah (Kalteng) seperti dari Kabupaten Barito Timur (Bartim) dan Kabupaten Barito Selatan (Barsel) yang datang berombongan dengan naik mobil atau bus mini.
Demikian pula sejumlah pejabat di Kalsel, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota ada yang ziarah ke makam Guru Kapuh yang belum "setahun jagung" meninggal dunia, antara lain mantan Penjabat Gubernur Dr Safrizal ZA yang berencana mengajak ibadah umrah, tapi tak kesampaian karena Allah SWT memanggil Tuan Guru lebih awal.
Sebelum memasuki kawasan makam Guru Kapuh tersebut, peziarah distop penjaga dengan menanyakan/menganjurkan supaya memakai masker, dan di tempat itu tersedia orang menjual pengaman mulut dan hidung tersebut.
Namun peziarah belum bisa masuk berhadapan dengan pusara ulama kharismatik di Bumi Rakat Mufakat atau "Bumi Perjuangan Pahlawan Antaludin" HSS tersebut, dan pada tenda yang tersedia secara terpisah antara jemaah laki-laki dengan perempuan.
Pasalnya kawasan makam Guru Kapuh yang terletak sekitar lima kilometer dari "kota dodol" Kandangan, ibukota HSS tersebut untuk para peziarah sedang dalam pembangunan yang peletakan batu pertama pada 13 Shafar 1443 H/20 September 2021.
Pada kawasan makam Guru Kapuh (Kapuh = sebuah desa di Bumi Rakat Mufakat atau Bumi Perjuangan Antaludin HSS itu para pengelola menyediakan tempat cuci tangan, serta air untuk minum peziarah secara gratis sebagaimana halnya di makam Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sakumpul Martapura.
Selain itu, tersedia WC dari PUPR HSS berupa mobil yang keadaannya masih cukup bersih karena dalam terawat guna memudahkan peziarah buang air kecil, sebab letak makam Guru Kapuh pada kawasan tanah kosong atau persawahan yang belum banyak bangunan atau rumah penduduk.
Begitu pula kendaraan para peziarah parkir secara gratis, kendati ada petugas yang mengatur, baik kala panas matahari maupun ketika turun hujan dengan menggunakan payung.
Para peziarah tak perlu khawatir kelaparan, karena pada kawasan/dekat makam tersebut ada orang berjualan makanan dan minuman.