Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi atau Pusdatin Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia Muhammad Hasan Chabibie mengharapkan, hasil diskusi dengannya menjadi masukan dalam perumusan kebijakan dunia pendidikan di Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Harapan itu saat berdiskusi dengan rombongan Komisi IV Bidang Kesra DPRD Provinsi Kalsel di Pusdatin Tangerang, Banten," ujar Humas Sekretariat Dewan (Setwan) provinsi tersebut melalui WA-nya, Ahad (19/12) siang.
"Saya berharap diskusi ini dapat menjadi masukan/input dalam perumusan kebijakan pada tingkat provinsi dalam dunia pendidikan dan sentuhannya dari aspek teknologi," ujar Kepala Pusdatin seperti dikutip Juru Bicara Setwan Kalsel.
Dr Muhammad Hasan Chabibie ST MSi mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas kunjungan kerja (Kunker) Komisi IV DPRD Kalsel yang dipimpin Ketuanya HM Lutfi Saifuddin SSos.
Sebab, menurut dia, kunjungan Komisi IV tersebut semacam wujud nyata kepedulian dan keberpihakan para wakil rakyat tentang betapa penting dunia digital dalam pendidikan.
"Karena sekarang ini, kita tidak bisa mengelak bahwa teknologi sudah mendistrupsi semua aspek termasuk dunia pendidikan," kutip Juru Bicara (Jubir) Setwan Kalsel tersebut.

Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel berharap dapat memaksimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi dalam hal positif seperti memajukan dunia pendidikan di provinsinya yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota.
"Mau tidak mau, kita juga harus sadar bahwa dengan melesatnya perkembangan teknologi digital informasi menuntut kita untuk beranjak dari metode pembelajaran konvensional seperti 35 tahun lalu," ujar Ketua Komisi IV yang juga membidangi pendidikan itu.
Mungkin, menurut wakil rakyat dari Partai Gerindra yang akrab dengan sapaan Lutfi itu, metode pembelajaran 35 tahun lalu kurang relevan dengan zaman menuju berbagai inovasi.
Sebab, menurut dia, alih-alih tergilas zaman, dunia pendidikan harus berkembang selaras zaman seperti teknologi digital informasi yang notabene telah mendistrupsi berbagai hal.
"Namun kemajuan teknologi tersebut harus dapat kita manfaatkan dan maksimalkan kepada arah yang lebih positif," demikian Lutfi Saifuddin.
Sementara Sekretaris Komisi IV Firman Yusi, SP menambahkan, bahwa "shock culture" dalam dunia pendidikan sebagai akibat pandemi COVID-19-19 menjadi tantangan bersama yang tak hanya oleh para peserta didik dan tenaga pendidik, tetapi juga para orang tua.

“Sebab, di lapangan tidak semua orang tua memiliki waktu dan kemampuan yang sama, kemampuan finansial untuk menyediakan sarana penunjang pembelajaran 'online' atau dalam jaringan (Daring)," ujarnya.
Selain itu, dalam hal kemampuan membimbing belajar anak dengan baik karena memang tidak memiliki disiplin ilmu keguruan, tentu ini merupakan tantangan yang harus dicari jalan keluarnya,” ucap Firman.
Kunjungan Komisi IV ke Pusdatin tersebut dalam rangkaian Kunker ke luar daerah provinsi yang dijadwalkan, 16 - 18 Desember 2021, demikian keterangan pers Humas Setwan Kalsel.