Banjarmasin (ANTARA) - Sebagai insan Bhayangkara sejati, loyalitas dan pengabdian adalah hal utama demi tegaknya marwah organisasi Polri memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sesuai tupoksinya.
Menyadari hal itu, Brigadir Eddy Purwanto terus berupaya melaksanakan tugas sebaik-baiknya sebagaimana perintah pimpinan.
Sosok polisi satu inipun telah membuktikan diri telah totalitas mengabdi hingga berbuah banyak prestasi membanggakan.
Ayah tiga anak ini mengaku jadi polisi sudah menjadi cita-citanya sejak kecil sehingga apapun tugas dengan segala risiko dan tantangannya haruslah dihadapi.
Bermacam bidang tugas juga telah dirasakannya mulai Reskrim hingga Reserse Narkoba. Kini dia tercatat sebagai anggota Bidang Propam Polda Kalimantan Selatan setelah sebelumnya sempat mengabdi di Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid Dokkes) Polda Kalsel.
Penempatannya di Bid Dokkes kala itupun bukan tanpa alasan. Oleh pimpinan, Eddy diharapkan bisa fokus dalam proses penyembuhannya dari sakit gagal jantung. Bahkan dia sempat juga kena stroke.
Alhasil di tahun 2018, Eddy yang awalnya berdinas di Unit Reskrim Polsekta Banjarmasin Timur jajaran Polresta Banjarmasin ditarik ke Polda untuk mendapatkan perawatan tim medis secara intensif.
Perjuangan suami dari Noor Leta ini melawan sakit membuahkan kemenangan. Alumni Pendidikan Bintara Polri gelombang 1 tahun 2006 atau angkatan 28 SPN Banjarbaru ini berhasil sembuh berkat semangatnya tetap ingin bekerja dan mengabdi.
Selama lebih kurang dua tahun di Bid Dokkes, Eddy tak lantas hanya berdiam diri. Bahkan di masa penyembuhannya sekalipun, dia tetap semangat bekerja.
Menariknya, sejumlah aplikasi berhasil diciptakan untuk mendukung kinerja institusi di Kepolisian dalam memberikan layanan secara cepat melalui sistem teknologi informasi.
Ditanya keahliannya membuat aplikasi untuk ponsel berbasis Android, Eddy mengaku hanya autodidak lantaran gemar bermain komputer sejak di bangku sekolah.
Tercatat sejumlah aplikasi telah diciptakan. Di antaranya aplikasi Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk Lalu Lintas dan BPKB, aplikasi Data Sehat Guru Sekumpul dan aplikasi Drive Thru Pengambilan Sampel Swab (Siwalan/Aplikasi Swab Berjalan) hingga diganjar dua penghargaan sekaligus oleh Kapolda Kalsel kala itu Irjen Pol Nico Afinta pada Juni 2020.
Kemudian Eddy juga menciptakan aplikasi Posko Sehat Tanggap Bencana Kalsel. Melalui aplikasi ini, petugas termasuk masyarakat umum dapat melihat secara realtime perkembangan data terbaru terkait kondisi kesehatan para korban terdampak banjir besar yang melanda Kalsel pada Januari 2021 lalu.
Di tahun 2021 ini, aplikasi Siap Sabhara milik Direktorat Samapta dan aplikasi M-Pamobvit milik Direktorat Pengamanan Obyek Vital dalam rangka membangun zona integritas juga berhasil diciptakan hingga mendapatkan penghargaan dari kedua direktur di satker tersebut.
Piagam penghargaan dari Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto diterima Eddy atas juara 1 Satwil jajaran dalam pengisian 13 komponen pada aplikasi SDM Budaya Unggul kategori jumlah 7.500 sampai 12.000 personel.
Eddy ternyata juga mahir menulis. Hasil karyanya berjudul "Sisi lain seorang polisi yang Presisi", mendapatkan juara 1 sebagai blog terbaik dalam rangka HUT Bhayangkara ke-75 yang penghargaannya diserahkan Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto pada 1 Juli 2011 lalu.
Punya jiwa sosial tinggi, dia juga kerap membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan sebagai implementasi tagline Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Seperti menanggung biaya pemakaman seorang warga di Banjarmasin setelah jenazahnya terlantar satu hari akibat pihak keluarga tak punya uang untuk memakamkan pada Juli 2021.
Atas tindakan sigapnya membantu warga tulus ikhlas tanpa pamrih, Eddy pun diganjar penghargaan oleh Kabid Propam Polda Kalsel Kombes Pol Dudy Iskandar selaku pimpinannya di satuan kerja tempatnya mengabdi kini.
Pada 25 September 2021, Eddy bersama tiga rekannya satu angkatan juga membantu biaya pengobatan seorang anak bernama Ahmad Aldiano Rijani (9) di Jalan Kelayan A Banjarmasin yang tidak bisa lagi terbangun dari tempat tidur karena mengalami sakit di bagian kepala.
"Alhamdulilah kalau kita masih bisa membantu masyarakat dalam tugas pengabdian sebagai polisi. Hidup hanya sementara, hanya amal pahala jadi bekal di akhirat," tutur Eddy yang merupakan alumni SMAN 6 Banjarmasin.