Banjarmasin (ANTARA) - Ratusan sopir truk di Kalimantan Selatan menggelar aksi turun ke jalan memprotes praktik pelangsiran bahan bakar minyak jenis solar yang marak terjadi sehingga mereka sulit mendapatkan BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Garong-garong pelangsiran ini harus disikat," kata Bambang Supriyono, perwakilan sopir truk yang menggelar aksi di Jalan Gubernur Soebarjo, Kota Banjarmasin, Senin.
Menurut dia, memberantas para pelangsir adalah tuntutan utama mereka. Aparat diharapkan konsisten menjaga keamanan di SPBU agar tidak ada lagi aksi premanisme.
Bambang yang mengatasnamakan Asosiasi Komunitas Sopir Indonesia (AKSI) mengatakan salah satu cara menekan pelangsir dengan kartu khusus untuk pembayaran di SPBU agar bisa dikontrol mana sopir truk dengan kebutuhan BBM yang benar dan pelangsir.
"Sebenarnya kami tidak masalah ada pelangsir namun harus taat aturan. Misalnya ikut antre. Namun fakta di lapangan, mereka selalu menyerobot antrean," ungkapnya.
Bambang juga menyampaikan tuntutan tambahan kuota BBM agar semua sopir kebagian solar, khususnya di SPBU yang telah ditunjuk.
Slamet, sopir lain mengaku solar subsidi yang dibeli di SPBU di atas harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp5.150 per liter.
"Tetapi ada yang menjual Rp5.500, Rp 6.000, bahkan Rp6.500 per liter," katanya.
Namun kenaikan harga tersebut, menurutnya, belum seberapa memberatkan dibanding adanya aksi preman di lingkungan SPBU, seperti biaya parkir dan jaga malam saat mengantre.
"Kami harus bayar Rp30 ribu untuk parkir truk satu malam. Sedangkan antre untuk mendapatkan solar bisa sampai empat hari," jelasnya.
Sementara Unit Manager Communications, Relations, dan CSR Pertamina MOR VI Kalimantan Susanto Agustus Satria mengatakan Pertamina menyiapkan sanksi bagi SPBU yang kedapatan menyelewengkan BBM tak sesuai peruntukannya.
"Sanksinya tidak dikirim pasokan BBM ke SPBU dalam jangka waktu tertentu," cetusnya.
Satria memastikan tak ada penurunan suplai solar subsidi dari Pertamina untuk seluruh SPBU di Kalimantan Selatan sesuai kuota yang ditetapkan regulator.
Hingga September 2021, Pertamina telah menyalurkan solar sekitar 147 kiloliter untuk kebutuhan Kalsel.