Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan berfungsinya Jembatan Alalak Kabupaten Barito Kuala (Batola) makin memperlancar gerak perekonomian terutama di provinsinya tersebut.
Harapan Ketua Komisi III yang juga membidangi perhubungan itu melalui WA-nya, Sabtu (30/10) sehubungan dengan sudah peresmian pembukaan Jembatan Alalak Batola oleh Presiden Joko Widodo 21 Oktober lalu.
Sebelum peresmian pembukaan atau saat masih dalam pekerjaan pembangunan Jembatan Alalak itu lalulintas angkutan kurang lancar, baik antara Marabahan, ibukota Batola dengan Banjarmasi maupun antara Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan ibukota Kalsel atau sebaliknya.
Namun seiring dengan peresmian pembukaan Jembatan Alalak, politikus senior Partai Golkar itu mengharapkan, melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalsel juga terus melakukan perbaikan atau peningkatan jalan trans Kalimantan yang menghubungkan dengan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Pasalnya dengan tanpa hambatan karena kerusakan jalan akan menunjang kelancaran perniagaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian kedua provinsi bertetangga (Kalsel dan Kalteng), termasuk Batola yang berada di lintasan jalan trans Kalimantan tersebut.
"Apalagi seperti Batola dan Kabupaten Kapuas, Kalteng merupakan daerah pertanian pasang surut yang juga bukan saja sebagai lumbung padi, tetapi potensial pula dalam sumber daya pertanian secara umum," ujarnya.
Sebagai contoh, sebagai sentra pertanian, Batola dan Kapuas juga merupakan kantong ternak sapi untuk pemenuhan hewan korban serta kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap daging.
"Khusus di Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, kini terdapat proyek 'Food Estate' dalam upaya menopang kebutuhan pangan nasional," lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu.
Mantan Ketua DPRD HSU juga mengimbau semua masyarakat atau pengguna Jembatan Alalak agar bersama-sama menjaga prasarana perhubungan darat tersebut supaya tidak rusak dan tetap menarik sebagai objek wisata lokal.
"Seperti halnya ketentuan maksimum angkutan dan rambu-rambu lain dalam upaya menjaga ketahanan Jembatan Alalak supaya berumur panjang, harus kita patuhi bersama," demikian Sahrujani.