Banjarbaru (ANTARA) - Tim dosen Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (FKIP ULM) berupaya mengubah paradigma masyarakat terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui sosialisasi soal masyarakat inklusif di Landasan Ulin Timur, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Ketua Tim Dosen Mengabdi FKIP ULM Rona Wulandari di Banjarbaru, Kamis, mengatakan penanganan ABK masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penerimaan orang tua yang kurang, stigma keliru masyarakat terhadap perilaku unik ABK, keterbatasan pengetahuan tentang disabilitas, hingga masih ada anak disabilitas yang belum bersekolah.
Baca juga: 30 mahasiswa ULM terima beasiswa dana sawit Rp6 miliar
“Ini menjadi tantangan serius bagi kita semua, sehingga perlu ada sosialisasi kepada masyarakat bahwa setiap individu wajib dihargai dan dihormati, terlepas dari perbedaan yang ada,” ujarnya.
Menurut dia, sosialisasi tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga bertujuan mengubah cara pandang masyarakat, meningkatkan penerimaan sosial, serta mendorong keterlibatan warga agar ABK memperoleh kesempatan yang sama, termasuk dalam pendidikan.
Dalam kegiatan tersebut, para narasumber menyampaikan pentingnya peran berbagai pihak dalam membangun masyarakat inklusif. Mereka juga memperkenalkan sejumlah aplikasi pendukung ABK, antara lain Sistem Informasi Difabel (Sidabel), aplikasi Ajak Mobilitas bagi pendamping tunanetra, serta aplikasi Sinori untuk membantu anak tunagrahita belajar menolong diri.
Lurah Landasan Ulin Timur Nina Marlina mengapresiasi kegiatan itu dan berharap masyarakat bisa menindaklanjuti ilmu yang diperoleh untuk diterapkan dalam lingkungan sekitar.
Baca juga: ULM latih KWT Banjarbaru produksi pupuk kompos ramah lingkungan
“Peserta nampak antusias menyimak paparan materi. Saat sesi tanya jawab, sejumlah warga bahkan menanyakan penyebab anak mengalami keterlambatan berbicara,” kata Nina.
Perwakilan PKK Landasan Ulin, Suwartiningsih, menilai kegiatan yang dilakukan tim dosen ULM sangat penting karena hampir di setiap lingkungan terdapat ABK yang membutuhkan perhatian.
“Kami berharap mahasiswa Jurusan Pendidikan Khusus juga bisa terjun langsung melalui kegiatan KKN untuk berbagi pengalaman menangani ABK kepada keluarga dan masyarakat,” ujarnya.
Sosialisasi tersebut diikuti 57 peserta dari unsur RT, RW, kader posyandu, hingga anggota PKK. Tim dosen ULM terdiri atas Rona Wulandari sebagai ketua, didampingi Dr. Utomo dan Hayatun Thaibah sebagai anggota, serta dua mahasiswa Ayu Linda Frastya dan Mawarni Nurhidayah.
Baca juga: ULM ubah kampung janda jadi Kampung Buket di Banjarbaru
