Banjarmasin (ANTARA) - Guru Haji Saiful Anshari menyatakan, bahwa nikmat di atas segala nikmat bertemu dengan zat Allah SWT, dalam tausyiah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sesudah shalat subuh Selasa.
"Namun tak semua orang bisa bertemu zat Allah di alam surga kelak. Bermimpi bertemu Rasulullah Muhammad saw pun sudah untung, karena hanya orang-orang tertentu saja dapat bermimpi bertemu Beginda Rasul tersebut," ujar Guru Saiful.
Dalam kajian rutin "Sifat 20" atau tarekat "Asy'ariyah" dengan topik kali ini "Laisa kamislihi saiun" yakni penggalan ayat Al-Qur'an Surah Asy Syura ayat (11) yang berarti "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya" sebuah penegasan keesaan Allah dan bahwa tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya.
Terkait seorang Muslim yang mau bermimpi bertemu Rasulullah saw, Guru yang juga pengasuh pondok tahfiz (penghapal) Al Qur'an di "kota seribu sungai" Banjarmasin itu mengatakan, setidaknya ada tiga syarat utama yaitu memaafkan orang bersalah (walau yang bersalah tersebut tidak minta maaf).
Selain itu, menyambung silaturahmi terhadap orang yang memutuskan silaturahmi, serta memberi orang yang dia benci, ujar Guru Saiful kelahiran Kandangan (135 km utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalsel mengaku pernah ngaji kitab (ilmu agama Islam) sampai ke Tanah Jawa tersebut.
"Memang tiga syarat utama untuk bermimpi bertemu Rasulullah saw bukan hal gampang (mudah). Karena itu orang yang bermimpi bertemu Rasulullah saw kehidupannya tampak senang dan tenang, kendati secara zahir kelihatannya susah," lanjut Guru Saiful.
Sebagai kata kunci, Guru Saiful mengatakan, bahwa orang yang bermimpi bertemu Rasulullah saw tidak pernah merasa sakit hati dan tak pernah pula menyakiti hati orang lain.
Guru Saiful kembali menegaskan, bahwa sifat Allah banyak atau tidak terbilang, bukan cuma 20. "Tapi, Abu Hasan Al-Asy'ari (pembuat tarekat Asy'ariyah) berpendapat, kemampuan manusia " tikas" (sebatas) 20 saja," ujar Guru Saiful Anshari seraya menambahkan, mempelajari Sifat 20 saja belum tentu mampu secara sempurna.

Sebelum mengakhiri tausiyahnya, Guru Saiful menyinggung bulan Rabi'ul Awal yang tak berapa lama lagi tiba untuk Tahun 1447 Hijriah dan mengatakan Rabi'ul Awal bukan bulan mulai, tapi orang mulia Nabi Muhammad saw lahir pada bulan tersebut.
"Oleh karenanya mari kita sambut bulan Rabi'ul Awal dengan penuh makna, jangan lewatkan begitu saja. Karena berkat Rasulullah saw keadaan kita (kaum Muslim) sekarang," demikian Guru H Saiful Anshari.
