Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Hasil evaluasi di beberapa sekolah terhadap hasil ujian nasional 2015 disimpulkan bahwa siswa SMA sederajat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, masih lemah dibidang pelajaran matematika dan Bahasa Inggris.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Amuntai, Falak Suryadi, di Amuntai, Selasa mengatakan, lemahnya kemampuan siswa pada dua mata pelajaran ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran.
"Para guru mengaku kesulitan meningkatkan nilai Ujian Nasional pada mata pelajaran matematika dan Bahasa Inggris," ujar Falak.
Dinas Pendidikan perlu memfasilitasi peningkatan kemampuan guru melalui pelatihan (training) agar terjadi peningkatan pencapaian nilai pada UN selanjutnya.
Falak menyarankan agar pelatihan diberikan oleh guru-guru yang sudah mendapatkan sertifikasi karena mereka dinilai telah memiliki kemampuan dan jam terbang tinggi dalam mengajar.
Namun sebagian guru lain melihat kurangnya sarana atau fasilitas mengajar juga menjadi penyebab rendahnya pencapaian siswa pada mata pelajaran matematika dan Bahasa Inggris.
Sekretaris Dinas Pendidikan Amberani mengatakan Disdik terkendala pendanaan untuk memberikan training bagi guru-guru mata pelajaran.
"Untuk insentif guru yang memberikan remedial saja anggaran yang tersedia menurut saya jumlahnya masih minim," kata Amberani.
Ia menuturkan uang remedial sebesar Rp32 ribu untuk setiap kali pertemuan dengan jatah lima kali pertemuan dinilai masih minim dan perlu penambahan anggaran untuk dana remedial.
Wakil Kepala SMK 1 Amuntai H Mahmudi menyesalkan informasi seputar UN 2015 tentang hasil nilai UN bukan penentu kelulusan sekolah berdampak psikologis.
"Siswa jadi kurang serius belajar karena nilai UN bukan lagi penentu kelulusan," katanya.
Materi soal UN yang seragam bagi siswa di sekolah kota besar dengan daerah terpencil juga disesalkan Kepala SMA 1 Paminggir Sukiman.
Sukiman berharap untuk penyelenggaraan UN 2016 materi soal bagi siswa didaerah terpencil seperti di Kecamatan Paminggir bisa disesuaikan karena sarana dan fasilitas pendidikan yang jauh berbeda.
Anggota Komisi II DPRD Hulu Sungai Utara Junaedi berharap para guru dan Dinas Pendidikan tidak terpaku atau diam menghadapi berbegai kendala dan permasalahan di dunia pendidikan.
Junaedi bangga karena dibanding 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara paling banyak menyertakan sekolah yang mengikuti UN 2015 berbasis komputer, yakni SMK 1, SMK 2 dan SMK 3
Ia berharap pada pelaksanaan UN 2016 jumlah sekolah yang menerapkan `Computer Based Test` (CBT) bisa bertambah, karena tingkat kemudahan, kecepatan siswa dalam menjawab soal dan pengiriman soal lebih baik dibanding cara manual.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan hulu Sungai Utara Rahmat menegaskan nilai UN 2015 tidak menjadi acuan dalam penerimaan masuk perguruan tinggi.
"Bagi siswa yang belum mencapai standar nilai atau passing grid bisa mengulang pada pelaksanaan UN tahun depan," tandasnya.
Evaluasi hasil UN 2015 yang dihadiri pejabat Disdik dan komisi II DPRD HSU ini sebagai upaya mencari solusi dalam rangka meningkatkan pencapaian prestasi pada UN berikutnya karena pelaksanaan UN 2015 merupakan upaya pemetaan kualitas pendidikan.***4***
(T.I022/B/H005/H005) 23-06-2015 18:17:08