Tanjung (ANTARA) - Pondok pesantren saat ini menjadi kekuatan yang diperhitungkan oleh banyak pihak, tidak hanya karena jumlah santri yang banyak namun lebih dari itu Ponpes menjadi kekuatan ekonomi yang dahsyat.
Peluang pengembangan ekonomi Ponpes sangat luas karena pesantren merupakan basis kekuatan kultural yang menyatu dengan masyarakat sehingga akan membawa dampak ekonomi dan sosial bagi pesantren.
Hal ini sesuai cita - cita Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin untuk mengembangkan pesantren di Indonesia menjadi pusat pemberdayaan ekonomi. Tujuan itu harus bersinergi dengan fungsi pesantren sebagai tempat pembinaan santri dan dakwah.
Sejalan dengan itu, Adaro melalui Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) juga aktif melakukan pengembangan ekonomi pesantren berbasis kearifan lokal.
Khususnya dalam upaya mengoptimalkan potensi pesantren dan masyarakat lokal untuk disinergikan bersama dalam beberapa model usaha produktif yang mampu memberikan dampak ekonomi dan sosial.
Adaro memberikan pendampingan kewirausahaan kepada beberapa pondok pesantren di Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan wilayah operasional Adaro.
Pendampingan Adaro dilakukan sejak tahun 2017 kepada enam pondok pesantren di Provinsi Kalimantan Selatan yakni Ponpes Raudhatut Thalibin di Desa Tayur Kabupaten Hulu Sungai Utara, Ponpes Al-Islam di Desa Kambitin Kabupaten Tabalong, Ponpes Miftahul Ulum di Desa Bangkiling Kabupaten Tabalong, Ponpes Nurul Muhibbin Halong Kabupaten Balangan dan Ponpes Nurul Muhibbin di Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Pendampingan dimulai dengan assessment sebagai langkah awal untuk memetakan kondisi Pondok Pesantren dan potensi usahanya.
kemudian dilanjutkan pelatihan penguatan SDM sebagai leading sektor usaha dan mulai tahun 2020 hingga sekarang kegiatan usahanya yang terdiri dari bidang peternakan, perikanan dan pertanian telah dijalankan.
Hal menarik dari pendampingan yang dilakukan Adaro yakni bentuk pengembangan ekonomi pesantren yang berbasis kearifan lokal, usaha yang dijalankan sesuai dengan potensi masyarakat sekitar serta melibatkan masyarakat lokal sebagai tenaga ahli (local Expert) dalam mendampingi ponpes untuk mengembangkan usahanya.
Untuk keberlanjutan program ini, Adaro juga mendorong pembentukan suatu lembaga yang disebut BPUP (Badan Pengelola Usaha Pesantren) yang beranggotakan para Ustadz dan santri sebagai penggerak menjalankan usaha.
Selain itu, Adaro juga mempunyai cita-cita luhur untuk menumbuhkan Santripreneur baru khususnya di sektor industri mikro kecil menengah.
“Alhamdulillah kegiatan usaha ini memberi berkah bagi santri ataupun pesantren. Santri bisa dapat ilmunya sedangkan pendapatan dari usaha ini dapat kami gunakan untuk biaya operasional pesantren," ungkap KH Satar selaku pimpinan Ponpes Miftahul Ulum.
Terpisah Ketua asrama Ponpes Raudhatut Thalibin Ustadz Hasriani, mengatakan bantuan dari bantuan modal Adaro pihaknya bisa mengembangkan peternakan kambing dan ikan patin.
" Usaha yang dikelola para santri berkembang dengan baik sehingga santri yang nantinya selesai menempuh pendidikan di sini dapat juga menerapkan ilmu usaha yg mereka dapatkan," ungkap Ustadz Hasriani.
Selain itu para santri juga bisa melanjutkan dakwah Bil Hal (memberikan kesejahteraan kepada orang lain). Karena Pondok pesantren menjadi tempat untuk menempa para santri yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur, jujur, ulet dan disiplin.
Kepribadian santri tersebut menjadi potensi dan nilai tambah untuk menjadi wirausahawan.
Adaro dorong kemandirian ekonomi pesantren
Jumat, 13 Agustus 2021 18:00 WIB