Banjarmasin (ANTARA) - DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam hal ini Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan mengharapkan, agar teknologi informasi wisata di provinsinya lebih maksimal lagi.
Harapan itu yang diterima Antara Kalsel di Banjarmasin melalui WA, Rabu (26/5) sesudah Komisi II tersebut kunjungan kerja (Kunker) dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 23 - 25 Mei 2021 melakukan studi komparasi tentang kepariwisataan.
Ketua Komisi II DPRD Kalsel Imam Suprastowo berpendapat, promosi pariwisata DIY sudah sangat maju serta terfasilitasi dengan baik.
"DIY salah satu barometer dalam penataan dan pengelolaan kepariwisataan daerah termasuk pelaksanaan promosi dan pemasaran kepariwisataan," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala) itu.
Bahkan, menurut anggota DPRD Kalsel dua periode itu, pemerintah DIY sudah memaksimalkan media komunikasi dalam pemasaran wisatanya, yang berfungsi untuk memberitahukan dan membujuk para wisatawan agar memiliki keinginan datang dan berkunjung ke daerah yang mereka promosikan
Kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu juga mengatakan, DIY merupakan destinasi wisata unggul.
Oleh karenanya ingin mendapatkan masukan-masukan dari DIY supaya bisa mengembangksn kepariwisataan di Kalsel.
"Sebetulnya potensi kepariwisataan tersebut ada di Kalsel, karena merupakan paru-paru dunia. Cuma saja, sekarang ini hutannya belum dikelola secara maksimal," ujarnya.
"Ke depannya, akan kita kembangkan bersama Dinas Kehutanan (Dishut) dan Dinas Pariwisata (Dispar). Yang paling penting bagaimana kita bisa mengelola sistem kepariwisataan tersebut, serta ekonomi tetap berjalan meskipun di situasi pandemi COVID-19," demikian Imam Suprastowo.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY Marlina Handayani SPd MM mengatakan, pada masa pandemi COVID-19 Dinasnya Juni 2021 mulai melakukan dan menerapkan aplikasi "Visiting Jogja".
"Tujuan utama dalam menerapkan Visiting Jogja agar para wisatawan bisa reservasi tempat destinasi wisata secara online agar Dinas Pariwisata bisa mentracing jumlah kunjungan wisatawan ke DIY. Karena dari data yang mereka masukkan sehingga kita tahu pergerakan mereka kemana saja," tuturnya.
Ia menambahkan, tracing online tersebut cara untuk mendapatkan data real time dari pengelola setiap destinasi wisata, yang mana data itu sebagai bahan setiap menyusun strategi ataupun untuk mereport ke pimpinan untuk menentukan strategi berikutnya. Kemudian sebagai dasar bagaimana untuk pengembangan pariwisata berikutnya.
“Ke depannya kami ingin membuat aplikasi visiting jogja sebagai dik data DIY sehingga semua data yang ada dari kabupaten semua tersentral masuk ke visiting jogja," lanjutnya.
"Sementara ini visiting Jogja hanya bisa digunakan untuk Android saja, tapi ke depannya kami upayakan bisa diterapkan menggunakan IOS," tambahnya.
Ia berharap wisatawan yang akan masuk ke distinasi DIY menggunakan reservasi secara online melalui aplikasi visiting jogja.
"Ke depan dalam waktu dekat kami akan memgirim surat kepada semua industri dan semua OPD di Indonesia mengenai kewajiban reservasi online melalui aplikasi visiting jogja," demikian Marlina.
Hal tersebut mendapat tanggapan positif Wakil Ketua Komisi II Hj. Dewi Damayanti Said SE, MM - wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin.
"Srikandi" Partai Golkar itu berharap pemaksimalan teknologi informasi semacam aplikasi Visit Jogja juga dapat diterapkan di Kalsel, untuk mendata sirkulasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.
"Selain itu, aplikasi tersebut dapat membantu wisatawan untuk mencari destinasi wisata dan penginapan secara online. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kalsel ke depannya,” demikian Dewi Damayanti.
Kunker ke DIY tersebut dalam upaya meningkatkan sektor kepariwisataan di Kalsel yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa serta buat lebih mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kerakyatan.