Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Lembaga pecinta lingkungan dan konservasi, Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia), melalui ketuanya Amalia Rezeki mempertanyakan konservasi orangutan di wilayah Kalimantan Selatan.
Pertanyaaan ditujukan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel dan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, mengenai tindak lanjut atas surat usulan mengajukan permohonan untuk melakukan pengamanan kawasan hutan yang menjadi habitat orangutan yang ditemukan Tim Ekspedisi Biodiversitas Indonesia pada 12 Mei 2014, kata Amalia Razeki di Banjarmasin, Senin.
Menurutnya dari hasil penemuan orangutan tersebut, Biodiversitas Indonesia pada 6 0ktober 2014 mengajukan usulan kepada Kementerian Kehutanan RI melalui BKSDA Kalsel, agar segera melakukan konservasi terhadap orangutan Kalimantan Selatan mengingat habitatnya saat ini sangat memprihatinkan.
Habitat orangutan terancam akibat semakin sedikitnya pohon tegakan sebagai rumah dan tempat beraktivitas orangutan. Di samping itu, habitatnya berada di kawasan hutan produksi konversi yang rentan bisa beralih fungsi, jelas Amalia Rezeki, yang juga dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat.
Sebagaimana diketahui sebelumnya penemuan orangutan dari Tim Ekspedisi Biodiversitas Indonesia ini, telah mematahkan pendapat ilmiah yang menyatakan orangutan Borneo tidak pernah memiliki persebaran di wilayah Kalsel.
Sebab bukti ilmiah dan catatan sejarah mengatakan orangutan Borneo selama ini hanya memiliki persebaran di Sabah dan Serawak (Malaysia) dan tiga provinsi di Indonesia yaitu Kalteng, Kaltim, dan Kalbar.
Namun untuk spesies yang ditemukan di wilayah Kalsel ini, Biodiversitas Indonesia belum berani memastikan termasuk ke dalam subspesies yang mana, karena sampai saat ini tim Biodiversitas Indonesia belum mendapatkan sampel genetik untuk diadakan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan studi genetik, orangutan Borneo dikelompokkan menjadi 3 subspesies, yaitu Northwest Bornean Orangutan (Pongo pygmaeus pymaeus), sub-spesies ini ditemukan dikawasan Serawak (Malaysia) dan Kalimantan Barat Laut, Central Bornean Orangutan (pongo pymaeus wurmbii) yang dapat dijumpai di kawasan Kalimantan Tengah dan bagian Selatan dari Kalimantan Barat.
Sedangkan Sub-spesies Northeat Bornean orangutan (Pongo pygmaeus morio) bisa dijumpai di Kalimantan Timur. Secara fisik pongo pygmaeus wurmbii merupakan sub-spesies yang memiliki ukuran relatif besar, sedang pongo pygmaeus morio ukuran tubuhnya relatif paling kecil.
Dijelaskan pula oleh Amalia Rezeki, dalam rangka pembuktian keberadaan orangutan di Kalimantan Selatan, pihaknya mengundang lima orang volunteer dari beberapa negara. Kemudian pada hari Sabtu tanggal 4 Oktober 2014 pukul 16.45 wita, akhirnya Thomas Haley, mahasiswa S3 dari Inggris yang menjadi salah satu anggota volunteer, melihat serta sempat mengabadikan orangutan yang ditemukannya yang masuk dalam wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara.
Kontak langsung dengan orangutan ini menjadikan Thomas Haley sebagai orang asing yang pertama melihat dan membuktikan keberadaan orangutan yang telah dilaporkan sebelumnya oleh Tim Biodiversitas Indonesia.
Sementara itu pakar primata dan guru besar Universitas Lambung Mangkurat Prof Arief Soendjoto menyarankan perlunya upaya konservasi terhadap habitat orang utan tersebut.
"Apakah tetap di kawasan yang ada dengan mengubah status hutan dari hutan produksi menjadi hutan konservasi, atau melakukan relokasi di kawasan lagi," ujarnya.
Di sisi lain Ferry Husien, praktisi konservasi, sekaligus penemu orangutan Kalsel, menjelaskan orangutan merupakan sebagai species utama yang menjadi simbol untuk meningkatkan kesadaran konservasi serta menggalang partisipasi semua pihak dalam aksi konservasi.
Kelestarian orangutan juga menjamin kelestarian hutan yang menjadi habitatnya dan kelestarian lingkungan makhluk hidup lainnya.
"Untuk itu saya berharap ada upaya dari pemerintah daerah maupun pusat untuk bersungguh-sungguh melindungi temuan orangutan di Kalsel. Dengan menyediakan kawasan habitat orangutan yang cukup, baik dengan upaya relokasi maupun lokalisasi hutan tersebut menjadi kawasan konservasi orangutan Kalsel," jelasnya. ***4***
Nurul H
(T.H005/B/N005/N005) 23-03-2015 15:53:03