Generasi banjar diharapkan warisi semangat juang pahlawan nasional hasan basri

Banjarmasin (ANTARA) - Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Dr (HC) H Supian HK SH MH mengharapkan, generasi urang Banjar atau Kalimantan agar mewarisi semangat juang Pahlawan Nasional Brigjen TNI H Hasan Basri.

Harapan tersebut setibanya di "Rumah Banjar" (Gedung DPRD Kalsel), usai menghadiri acara peringatan ke 72 Hari Ulang'Tahun Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divi IV Partahanan Kalimantan, Senin 17 Mei 2021.

"Kalau almarhum Hasan Basri bersama kawan-kawan seangkatan berjuang mengusir penjajah Belanda, maka generasi berikut harus berjuang mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat," ujarnya.

Politikus senior Partai Golkar tersebut menekankan, agar semangat juang Hasan Basri selaku Gubernur Tentara ALRI Divi IV Partahanan Kalimantan harus menjadi motivasi bagi generasi urang Banjar khususnya dan masyarakat Kalimantan untuk terus maju.

"Dengan kemajuan tersebut kita harapkan generasi urang Banjar atau Kalimantan mendatang terlepas dari belenggu penjajahan dalam bentuk lain atau apapun," demikian Supian HK.

Proklamasi Gubarnur Tantara ALRI Divi IV Partahanan Kalimantan salah bentuk politik melawan penjajah Belanda yang mau kembali bercokol di Indonesia, tak terkecuali "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel.

Untuk kembali menjajah Indonesia, dengan licik Belanda membonceng Tentara Netherland Indies Civil Administration (NICA) mau membentuk Negara-Negara Bagian atau Republik Indonesia Serikat (RIS) guna lebih memudahkan memecah belah bangsa Indonesia.

Pembacaan teks Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divi IV Partahanan Kalimantan tersebut di kawasan pedalaman Pegunungan Meratus atau tepatnya Mandapai Gunung Munggu Raya wilayah Kandangan, kini Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) oleh Hasan Basri, 17 Mei 1949.

Sebagai catatan ketika menjadi Paperdahan Kalsel, Hasan Basri dengan berani melarang keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Bumi Perjuangan Pangeran Antasari Tahun 1960, yang kemudian mendapat teguran Presiden Soekarno, namun putra Indonesia kelahiran Kandangan tersebut tidak mengindahkan.