Pelaihari (ANTARA) - Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Laut (Disdikbud Tala), Kalimantan Selatan H Amperansyah mendatangi lokasi temuan tulang belulang dalam guci yang terkubur dalam tanah, di areal temuan Jalan Ambawang Kelurahan Sarang Halang, Kamis (1/4).
Mendatangi lokasi itu, Amperansyah tidak sendiri, namun didampingi Kapolsek Pelaihari Ipda Felly Manurung.
Ampera menjelaskan, pihaknya untuk sementara akan mengamankan terlebih dahulu dan menjaga barang temuan di lokasi yang ada.
"Kami menunggu arkeolog dari Banjarbaru untuk mengetahui lebih jelas bebds tersebut," jelasnya.
Hasil dari pemeriksaan, dikatakannya, memerlukan waktu, sehingga pihaknya belum dapat menyimpulkan tulang yang rapuh dalam guci tersebut.
"Nanti setelah hasil penelitian arkeolog baru saya sampaikan lagi," terangnya.
Sementara itu, Salim warga Jalan Bakti Kelurahan Karang Taruna yang pertama kali menemukan mengaku, pada Selasa sore (30/3) sekitar pukul 16.00 sedang mengolah tanah untuk rencana ditanam bibit singkong.
Namun, dirinya terkejut, cangkulnya mengeluarkan bunyi seperti bersentuhan batu.
Ketika dicangkul terus menerus, ungkapnya, ternyata berbentuk bulat tertutup piring dan keadaan piring tersebut pecah akibat tanpa sengaja tercangkul.
"Hari itu saya pulang menemui keluarga atas temuan barang tersebut,"paparnya.
Keesokan harinya, Salim kembali mendatangi lokasi dan memastikan isi guci berwarna coklat tersebut.
Ternyata, isinya diduga tulang belulang yang rapuh. Salim pun membungkusnya dengan kain kerudung warna putih untuk dikuburkan kembali, sedangkan guci dan piring dibawa pulang.
Tepat hari Kamis, aparat kepolisian dari Polsek Pelaihari dan Bidang Kebudayaan mendatangi lokasi dan sementara mengamankan barang temuan tersebut untuk diperiksa pihak arkeolog.