Pelaihari (ANTARA) - Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Ekobangkesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Akhmad Hairin mengatakan, memasuki musim kemarau kesiapsiagaan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Tabah Laut (Pemkab Tala).
Menurut dia, penanganan Karhutla pada tahun 2021 sangat diperhatikan dan ditangani secara bersama-sama, baik pemangku perizinan wilayah, pemerintah, dan masyarakat.
"Kita berupaya menurunkan angka Karhutla di Kabupaten Tanah Laut, salah satu penyebabnya kelalaian manusia,"ujar Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Akhmad Hairin saat memimpin rapat koordinasi penanganan Karhutla 2021, diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Laut, di Gedung Sarantang-Saruntung, Kamis (25/3).
"Kita bersyukur jika kedepan tidak ada lagi bencana Karhutla di wilayah Tanah Laut," ujar Ahmad Hairin.
Senada dengan Akhmad Hairin Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Muhammad Kusri menyatakan, Karhutla yang terjadi selama ini di wilayah Tanah Laut disebabkan kelalaian manusia, baik itu disengaja maupun tidak.
Untuk itu, harapnya, Karhutla di wilayah Tanah Laut harus bisa diminimalisir kedepannya.
"Antisipasi Karhutla perlu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama bahaya kebakaran lahan. Niatnya untuk membersihkan lahan, namun jika angin kencang api akan merembet kemana-mana, sehingga menimbulkan bahaya bagi permukiman warga," tegas Muhammad Kusri.
Muhammad Kusri menambahkan, masuknya musim kemarau mrmbuat tanaman bondong yang banyak ditemui di wilayah Kecamatan Bati-Bati mulai mengering, maka kesiapsiagaaan perlu dilakukan.
"Kami sudah siapkan sarana dan prasarana untuk mengeksekusi jika ada terjadi kebakaran," tegasnya.
Kecamatan Bati-Bati, sambung dia, merupakan wilayah berpotensi tinggi terjadinya kebakaran lahan.
Tercatat Kecamatan Bati-Bati pada tahun 2019-2020, papar dia, dengan kejadian Karhutla terbanyak di Kabupaten Tanah Laut.
"Berdasarkan data sebanyak 479 hektare lahan terbakar pada tahun 2019 dan 52 hektare lahan di 2020,"terangnya.
Terpisah, Sekretaris Camat Kecamatan Bati-Bati Rudiansyah mengungkapkan, tidak hanya permasalahan titik api yang ditimbulkan oleh alam, namun yang paling besar adalah faktor kelalaian manusia.
"Upaya untuk penurunan angka yang terjadi di Bati-Bati diharapkan setiap desa menyiapkan alat untuk melakukan lpemadaman api,"ujar Rudiansyah.
Turut hadir pada rapat koordinasi unsur Forkopimda, SKPD terkait, para Camat, para pemangku wilayah dunia usaha serta para tamu undangan.
Memasuki musim kemarau Pemkab Tala waspadai Karhutla
Jumat, 26 Maret 2021 6:04 WIB
Kita berupaya menurunkan angka Karhutla di Kabupaten Tanah Laut,