Banjarmasin (ANTARA) - Jembatan darurat berkonstruksi bambu di atas pondasi batu-batu yang diikat kawat baja nampak kokoh terbentang di atas sungai Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST) dari bantuan Politeknik Negeri Banjarmasin dalam program Poliban Peduli Banua untuk bencana banjir.
"Jembatan itu sekitar 60 meter panjangnya, dengan luas sekitar 1,8 meter," ujar Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat Poliban Peduli Banua M Helmy Noor di Banjarmasin, Kamis.
Jembatan darurat di wilayah HST tersebut dibangun, katanya, di kawasan Desa Baru Waki, Kecamatan Batu Benawa untuk akses ke Desa Batu Tunggal, Kecamatan Hantakan.
"Karena jembatan sebelumnya hancur diterjang air sungai yang meluap tinggi hingga mengakibatkan banjir besar di wilayah tersebut," kata Staff Pengajar Prodi Sistem Informasi Kota Cerdas Politeknik Negeri Banjarmasin tersebut.
Menurut dia, pembangunan jembatan tersebut dilakukan Poliban secara gotong royong dibantu warga dan pemerintah kota setempat, yakni, meninggikan bronjong (pondasi batu) hingga dibuat jadi tiga tingkat dan menguatkan konstruksi jembatan.
"Jadi jembatan itu kita buat lebih kuat lagi, pondasi bentang jembatan tetap dari bambu, tapi lantainya kita tambah balok kayu dan lantainya dari papan tebal, demi keamanan, kita buatkan juga pagarnya," kata Helmy.
Dalam pembuatan konstruksi jembatan darurat ini, kata dia, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr) HST dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kal-sel.
"Setidaknya mampu bertahan lah beberapa bulan sebelum jembatan permanen dibangun pemerintah," tuturnya.
Sebab jembatan itu sangat penting bagi masyarakat di sana, kata Ketua Satgas Pencegahan Penyebaran COVID-19 Poliban tersebut, baik untuk pendidikkan, keagamaan juga pertanian dan perkebunan.
"Jadi kegiatan ini sebagai bentuk Tri Darma Perguruan Tinggi untuk pengabdian kepada masyarakat, moga ini bermanfaat besar bagi masyarakat," ujarnya.
Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin Janiriadi berharap dengan dibangunnya jembatan sementara ini bisa membantu warga di desa tersebut dalam melakukan aktivitas perekonomian sambil menunggu jembatan permanen dibangun oleh pemerintah setempat.
Selain membantu pembangunan jembatan sementara, kata dia, melalui program Poliban Peduli Banua juga diserahkan bantuan alat usaha perkebunan untuk warga setempat, juga ada diserahkan peralatan sholat dan Al Quran untuk mushola yang ada di desa tersebut.
Poliban juga, lanjut dia, melakukan trauma healing dengan mendongeng dan membagikan alat tulis serta snack untuk anak anak di desa tersebut.
Harapannya, kata Joni, anak anak di daerah tersebut bisa terus ceria dan tidak mengalami trauma akibat banjir bandang yang terjadi didaerahnya pada Januari lalu.
Penampakan jembatan darurat dari bambu di wilayah banjir HST bantuan Poliban
Kamis, 25 Maret 2021 11:39 WIB