Marabahan (ANTARA) - Kendati beberapa wilayah kecamatan tengah dilanda banjir, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan justru membuktikan ketahanan pangannya.
Masyarakat Desa Beringin Jaya Kecamatan Anjir Muara melakukan panen padi unggul Varietas Pak Tiwi-1, Rabu (24/2).
Surprisenya, panen bersama Pj Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Safrizal ZA dan Wakil Bupati H Rahmadian Noor beserta seluruh Forkopimda itu dilaksanakan bersamaan tanam padi lokal musim tanam (musim hujan) 2020/2021.
Panen padi unggul Varietas Pak Tiwi-1 (inbrida) di lahan Gapoktan Sumber Daya Muda seluas 250 hektare itu dilaksanakan secara mekanis dengan menggunakan dua unit Combine Harvester yang masing-masing dikendarai Pj Gubernur Kalsel Safrizal didampingi Kadis TPH Provinsi Syamsir Rahman dan Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor beserta seluruh anggota Forkopimda.
Kadis TPH Provinsi Kalsel Syamsir Rahman mengatakan, Kabupaten Batola memiliki potensi pertanian padi paling luas dari empat kabupaten andalan di Kalsel setelah Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Tapin.
"Hasil panen dari Batola cukup memberi kebutuhan pokok masyarakat Kalsel dan sebagian dikirim ke provinsi tetangga Kalteng,"terangnya
Dia mengatakan, dari produksi padi Kalsel lebih dua juta ton sebanyak lebih dari 400 ribu ton disumbang dari Batola.
Jika nantinya Kaltim menjadi ibukota negara, sebut dia, maka pintu gerbang pemberi makan adalah Kalsel.
Terkait adanya musibah banjir, Syamsir menyatakan, di Kalsel terdapat 38 ribu hektar mengalami puso. Jika dikali rata-rata empat ton per hektar saja berarti Kalsel kehilangan 160 ribu ton hanya pada musim ini.
Untungnya, jelasnya, tidak semua lahan pertanian yang terdampak banjir seperti yang terjadi di Anjir Muara yang justru bisa panen, belum lagi di wilayah kecamatan lainnya serta beberapa kabupaten lainnya di Kalsel.
Menyinggung 38 ribu hektare sawah yang mengalami puso, Kadis TPH Provinsi Kalsel itu menyatakan, pihak Menteri Pertanian membantu bebet untuk 50 ribu hektar dan beberapa kabupaten sudah dibagikan.
Sedangkan 10 ribu hektare sisanya, beber dia, dijadikan sebagai cadangan dalam upaya antisipasi jika terjadi serangan hama dan lainnya.
Sementara Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor merasa bahagia meski di tengah suasana banjir petani di daerahnya justru mampu melakukan panen.
Di hadapan Pj Gubernur Kalsel Safrizal, mantan anggota DPRD Batola itu mengutarakan, luas sawah fungsional yang dimiliki Batola mencapai 122.126 hektare dengan luas panen 119.168 hektare mampu mencapai angka produksi 412.532 ton gabah kering panen atau rata-rata produksi 35,59 kwintal per hektare.
Terkait padi unggul, wabup yang akrap disapa pak Rahmadi itu menjelaskan, Batola mampu menggalakan tanam antara 28.000 hingga 30.000 hektare atau terjadi peningkatan cukup signifikan mengingat sebelumnya penerapannya berkisar antara 5.000 hingga 6.000 hektare.
Dia menyatakan, terjadinya luas tanam 2021 berkat bantuan berbagai pihak terutama pihak Kementerian Pertanian serta bimbingan Dinas TPH Provinsi Kalsel yang mampu menggugah petani sehingga mau menerapkan padi unggul hingga jumlahnya berlipat-lipat.
Wabup juga menyatakan melalui bantuan berbagai program seperti Program Serasi, Optimasi Lahan Rawa, serta berbagai alat penunjang pertanian seperti saprodi, termasuk yang diberikan dalam acara itu sangat bermanfaat dalam menunjang motiviasi petani dalam penerapan pertanian mereka.
Untuk itu, dia menyampaikan terima kasih yang tak terhingga.
Terpisah, Pj Gubernur Kalsel,Safrizal menyatakan, masyarakat Batola, khususnya para petani hendaknya bersyukur memiliki sumber daya pertanian yang luas.
Mengingat keberadaan lahan pertanian, terang dia, sangat penting untuk kebutuhan produksi beras.
Menurutnya, luas potensi area pertanian yang dimiliki Batola hendaknya benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Terlebih jika dilihat hasil produksi yang cukup besar, terang dia, mendorong pemerintah memprioritaskan penyaluran bantuan terutama benih padi, termasuk bantuan jagung seluas 10 hektare melalui APBD Kalsel.
Safrizal mengutarakan, meski Kalsel sebagian besar dilanda banjir yang menyebabkan banyaknya pertanian padi puso namun masyarakat tetap bahagia dan bangga karena wilayah Anjir Muara masih bisa panen padi unggul di lahan seluas 250 hektare.
Safrizal mengaku senang dengan tingginya hasil produksi padi di Kalsel yang mencapai 2.128.554,5 ton atau 1.372.368,6 ton beras per tahun.
Potensi yang luar biasa itu, paparnya, bisa dimanfaatkan jika pemindahan ibukota negara ke Kaltim terlaksana dengan menjadikan Kalsel sebagai pintu gerbang penyuplai kebutuhan pokok.
“Saya mengajak semua pihak terutama petani untuk bekerja keras. Terlebih saat ini pertanian yang diterapkan sudah melalui mekanisasi sehingga optimalisasi dapat dilakukan sedemikian rupa,” ucapnya.