Tanjung, Kalsel,(Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Tabalong, Kalimantan Selatan, Birhasani mengatakan realisasi kredit usaha rakyat (KUR) di Bumi Saraba Kawa ini sejak Januari hingga September 2014 mencapai Rp34 miliar.
"Pemerintah daerah telah meluncurkan program kredit usaha rakyat melalui perbankan dan tahun ini realisasinya mencapai Rp34 miliar sebagai upaya mengembangkan permodalan koperasi di Tabalong," jelas Birhasani saat peringatan hari koperasi ke-67 di Kecamatan Bintang Ara, Selasa.
Realisasi pemberian kredit usaha rakyat (KUR) bagi koperasi di Tabalong masing-masing melalui bank Kalsel, BRI dan Bank Mandiri dengan fasilitas bunga rendah.
Program KUR melalui bank Kalsel realisasi KUR hingga September 2014 mencapai Rp8,4 miliar kepada 134 orang, BRI Rp6,3 miliar (905 orang) dan bank mandiri Rp17,2 miliar (43 orang)
Selain program KUR melalui perbankan, penguatan permodalan koperasi juga dibantu koperasi simpan pinjang Banua Bauntung Micro Finance yang telah mengucurkan dana sebesar Rp2 milar bagi 212 orang.
"Penguatan modal usaha selain melalui perbankan juga bisa melalui lembaga pengelola dana bergulir (LPDB) di Kementerian koperasi dan UKM dengan bunga rendah dan tahun ini 12 UMKM di Tabalong telah mengajukan proposal pinjaman ke LPDB," tambahnya.
Birhasani pun menyadari saat ini masih banyak koperasi yang tidak aktif atau mati suri, dari 87 koperasi yang terdaftar hanya 67 koperasi yang aktif sedangkan 24 koperasi `mati suri`
Dari 67 koperasi yang aktif pun hanya 25 koperasi yang rutin melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT) dan 42 koperasi belum bisa melaksanakan RAT.
"Masing banyak koperasi yang belum melaksanakan rapat anggota tahunan menunjukkan masih rendahnya kualitas koperasi di Tabalong karena itu untuk pengembangan koperasi perlu didukung pengurus yang berkompeten," jelasnya.
Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani mengharapkan Kepala Disperidagkop bisa meningkatkan pembinaan terhadap 87 koperasi yang ada di Tabalong, kalau perlu dilakukan evaluasi tiap tahun agar tidak ada lagi koperasi yang `mati suri`.
"Saya minta kepala dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi bisa melakukan evaluasi tiap tahun terhadap koperasi yang ada, kalau perlu dicoret sebagai koperasi jika tidak bisa melaksanakan rapat anggota tahunan," jelas Anang.
 Bagi Anang keberadaan koperasi sangat mendukung perekonomian di masyarakat karena itu perlu dikembangkan dan meminta pihak swasta turut membantu penguatan modal usahanya.  Â